Mitos Daging Kambing Penyebab Hipertensi dan Kolesterol Naik, Faktanya

Kamis 30 Juli 2020, 00:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Selama ini daging kambing dianggap sebagai pemicu darah tinggi. Daging merah pada umumnya memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi sehingga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Dilansir dari tempo.co, namun daging kambing ternyata memiliki lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.

Seporsi daging kambing (sekitar 85 gram atau sebesar potongan steak) hanya mengandung 0,79 gram lemak jenuh. Sementara, seporsi daging sapi mengandung 3,0 gram lemak jenuh, serta seporsi daging ayam mengandung 1,7 gram lemak jenuh. 

Daging kambing juga bukan pemicu darah tinggi. Hanya saja, daging kambing bisa menimbulkan efek termogenik yang seringkali dianggap sebagai tanda tekanan darah tinggi hipertensi. Efek termogenik ini berupa panas yang dihasilkan dari metabolisme suatu bahan makanan dalam tubuh sehingga memberi sensasi hangat.

Sementara itu, jika Anda menganggap kemunculan gejala terkena hipertensi disebabkan oleh konsumsi daging kambing, maka Anda keliru. Sebab, yang menyebabkan darah tinggi bukanlah daging kambingnya, melainkan garam yang digunakan sebagai bumbu masakan.

Penggunaan garam secara berlebihan mampu menyebabkan darah tinggi. Garam mengandung unsur natrium yang berfungsi mengatur air dalam tubuh. Natrium dalam jumlah yang besar mengakibatkan semakin banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah sehingga berisiko membuat tekanan darah meningkat.

Penjelasan di atas juga didukung oleh sebuah penelitian yang menyatakan bahwa mengonsumsi daging kambing dalam jangka waktu yang lama tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah. Namun, mengonsumsi hidangan daging kambing yang dimasak dengan kandungan garam tinggi sebagai bumbu dalam waktu yang lama, mampu memicu peningkatan tekanan darah dan penurunan fungsi ginjal. Oleh sebab itu, janganlah menggunakan bumbu penyedap bercita rasa asin ini secara berlebihan dalam mengolah makanan.

Daging kambing tinggi kolesterol?

Alasan daging kambing menjadi biang keladi tekanan darah tinggi adalah kandungan kolesterolnya yang tinggi. Argumen ini salah besar alias hoaks. Daging kambing justru memiliki total kalori, lemak, dan kolesterol yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi dan ayam. Setiap seporsi daging kambing (sekitar 85 gram) mengandung 122 kalori, sementara seporsi daging sapi dan daging ayam masing-masing memiliki 179 dan 162 kalori.

Lemak pada daging kambing pun jauh lebih rendah ketimbang kedua daging lainnya. Seporsi daging kambing hanya memiliki 2,6 gram lemak, sedangkan daging sapi dan daging ayam masing-masing mengandung 7,9 dan 6,3 gram lemak. Fakta ini juga menunjukkan bahwa seporsi atau sekitar 85 gram daging kambing mampu memenuhi 4 persen dari kebutuhan lemak harian Anda.

Dari sisi kolesterol, seporsi daging kambing mengandung 63,8 mg kolesterol. Angka tersebut juga lebih rendah ketimbang daging sapi (73,1 mg) dan daging ayam (76 mg). Bukan hanya itu, daging kambing juga memiliki kandungan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam seporsi daging kambing, terkandung sekitar 3,2 mg zat besi. Angka tersebut lebih besar ketimbang daging sapi (2,9 mg) dan daging ayam (1,5 mg).

Akan tetapi, dari segi kandungan protein, daging kambing memang lebih rendah daripada daging sapi. Seporsi daging kambing mengandung sekitar 23 gram protein, sedangkan pada daging ayam dan sapi memiliki sekitar 25 gram protein. Meski lebih rendah kandungan proteinnya, seporsi daging kambing mampu memenuhi 46 persen kebutuhan protein harian tubuh. 

Rendahnya kadar lemak jenuh dan kolesterol, serta tingginya kandungan zat besi dan protein dalam daging kambing, membuat daging tersebut lebih aman untuk dikonsumsi ketimbang daging lainnya. Dalam porsi yang sama, daging kambing mampu mengalahkan daging sapi dan ayam untuk urusan gizi dan rendahnya kolesterol.

Meski demikian, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi daging ini secara berlebihan. Sebab, konsumsi yang berlebihan akan menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras. Selain itu, kadar lemak dalam tubuh juga akan meningkat, yang bisa menyebabkan Anda merasa pusing ataupun mual. Nilai gizi pada daging kambing juga tergantung pada cara memasaknya dan seberapa besar ukuran porsinya. Pilihlah daging kambing yang berwarna merah muda hingga merah terang, dan bertekstur halus dengan lemak putih yang merata.

Cara mengolah daging kambing 

Daging kambing biasanya diolah menjadi sate, tongseng, atau bahkan sop dan gulai. Namun sayangnya, meski cara masak tersebut bisa memberikan rasa yang lezat, hasilnya belum tentu sehat. Mengolah daging kambing dengan suhu tinggi bisa membuat kandungan nutrisi yang menyehatkan di dalamnya, jadi hilang.

Selain itu, bahan tambahan di dalam masakan-masakan tersebut, seperti minyak, kecap, santan, dan garam juga bisa membuat daging kambing yang dikonsumsi jadi tidak terlalu sehat. Lantas, bagaimana cara mengolah daging kambing yang sehat?

Cara memasak daging kambing yang paling sehat adalah dengan metode ungkep atau rebus dalam waktu lama, presto, atau sous vide. Sous vide adalah metode masak dari Perancis, dimana daging dimasukkan ke dalam kantung kedap udara, lalu di panaskan di dalam air suhu rendah dalam waktu yang lama. 

Ketiga cara di atas adalah metode yang paling sedikit membuang nutrisi yang ada di dalam daging kambing. Meski begitu, tetap perlu dilihat lagi bahan-bahan pendampingnya. Jika Anda ingin menggunakan minyak, gunakan minyak yang lebih sehat seperti minyak zaitun. Selain itu, batasi garam dan gula dalam memasak daging kambing.

Untuk menambah rasa, Anda bisa gunakan banyak rempah-rempah, sehingga daging kambing tetap sehat dan rasanya pun tetap nikmat saat disantap. Selain itu, memasak daging kambing dengan banyak sayuran juga akan membantu menambah manfaat dan menggantikan nutrisi yang hilang saat proses pemasakan.

sumber: tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Life30 Oktober 2024, 13:30 WIB

6 Mitos Gedung Sate Bandung: Cerita Neng Siti Hingga Lorong Bawah Tanah

Gedung Sate sendiri adalah salah satu bangunan kolonial yang paling ikonik di Bandung dan sekarang berfungsi sebagai kantor gubernur Jawa Barat serta museum.
Gedung Sate Bandung yang Menyimpan Banyak Kisah Misteri. Foto: IG/@gedungsate
Sukabumi Memilih30 Oktober 2024, 13:09 WIB

PHK, Pengangguran dan Kemiskinan: Tantangan Calon Pemimpin Baru di Sukabumi

Calon pemimpin wilayah terluas se Jawa Bali yang saat ini tengah berkompetisi di pilkada 2024, wajib punya program kerja mumpuni untuk mengatasi tiga masalah sosial dan ekonomi ini.
Ilustrasi antrian pencari kerja. PHK pengangguran dan kemiskinan (Sumber: istimewa)
Food & Travel30 Oktober 2024, 13:00 WIB

Pulau Peucang Pandeglang, Wisata Alam Eksotis di Ujung Kulon Banten

Pulau Peucang menjadi surga bagi para pecinta alam, penyelam, dan wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang autentik.
Pulau Peucang, sebuah pulau kecil yang terletak di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id).
Internasional30 Oktober 2024, 12:30 WIB

Wabah Menari Frau Troffea 1518: 400 Orang Joget Kejang Diduga Keracunan Jamur

Wabah Menari 1518 adalah salah satu peristiwa misterius dalam sejarah yang mengundang banyak teori dan interpretasi.
Ilustrasi. Wabah Menari Frau Troffea 1518: 400 Orang Joget Kejang Diduga Keracunan Jamur. (Sumber : Ist)
Sukabumi30 Oktober 2024, 12:08 WIB

Operasi Lodaya 2024: Mobil Wara-wiri Disita Polres Sukabumi, Alasannya Berubah Bentuk dan Keamanan

Wara-wiri adalah kendaraan pribadi yang dimodifikasi untuk menarik minat wisatawan.
Mobil wara-wiri yang dirazia dan disita Satlantas Polres Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Bola30 Oktober 2024, 12:00 WIB

Persib Bandung vs Semen Padang Tanpa Penonton, Dedi Kusnandar Incar 3 Poin!

Persib Bandung bertekad pertahankan catatan tak terkalahkan saat menjamu Semen Padang di Liga 1 pekan ke-10.
Dua pemain Persib, Tryronne Del Pino dan Dimas Drajad dibayangi pemain Persija di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung, Senin, 23 September 2024. (Sumber : PERSIB.co.id/Sutanto Nurhadi Permana)
Sukabumi Memilih30 Oktober 2024, 11:46 WIB

Hanya Tampilkan C1, Perubahan Sirekap di Pilkada Sulitkan Publik Awasi Kecurangan

Perubahan tampilan ini berbeda dengan Pemilu 2024.
(Foto Ilustrasi) KPU RI mengubah portal Sirekap untuk Pilkada 2024. | Foto: Istimewa
Entertainment30 Oktober 2024, 11:45 WIB

Kasusnya Masih Berlanjut, Pratiwi Noviyanthi Tegaskan Uang Donasi Agus Salim Masih Utuh

Konflik antara Pratiwi Noviyanthi dengan Agus Salim perihal uang donasi senilai Rp. 1,5 miliar yang diduga digunakan untuk melunasi hutang Agus masih berlanjut.
Kasusnya Masih Berlanjut, Pratiwi Noviyanthi Tegaskan Uang Donasi Agus Salim Masih Utuh (Sumber : Youtube | Denny Sumargo)
Life30 Oktober 2024, 11:08 WIB

SENAPADMA 2024: Pentingkah Sex Education di Sekolah Dasar?

Diskusi ilmiah yang digagas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Nusa Putra University melalui Nusa Putra Global (NUTRAL).
Dr Fikriyah MA narasumber dalam Seminar Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah atau SENAPADMA 2024 (Sumber: dok nusa putra)
Life30 Oktober 2024, 11:00 WIB

7 Cara Menghindari Ghibah, Hindari Topik Pembicaraan Tentang Keburukan Orang Lain!

Saat satu orang mulai masuk ke topik ghibah, yang lain bisa mengingatkan dengan baik agar percakapan tidak berlanjut ke arah negatif.
Ilustrasi. Cara Menghindari Ghibah, Hindari Topik Pembicaraan Tentang Keburukan Orang Lain (Sumber : Pexels/Kaboompics.com)