SUKABUMIUPDATE.com - Skizofrenia merupakan salah satu masalah kejiwaan jangka panjang yang banyak dialami oleh masyarakat.
Dilansir dari Tempo.co, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, terdapat 9,8 persen penduduk Indonesia dengan usia 15 tahun ke atas yang menderita penyakit ini.
Skizofrenia bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk faktor genetik serta komplikasi kehamilan dan persalinan. Beberapa gejala yang ditimbulkan dari pasien masalah kejiwaan ini ialah mudah marah, depresi, sering mengasingkan diri dari orang lain hingga kurang konsentrasi.
Skizofrenia bukan penyakit yang bisa disepelekan. Sebab, berbagai penelitian menunjukkan bahwa ini sering dikaitkan dengan risiko bunuh diri sebesar dua hingga tiga kali lipat. Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Harum Sisma Medika, Prasila Darwin pun menjelaskan penyebab perilaku tersebut.
Menurutnya, keinginan bunuh diri disebabkan oleh gejala utama dari skizofrenia yakni halusinasi. "Penderita skizofrenia umumnya akan mengalami halusinasi berupa suara-suara atau bisikan yang membuatnya melakukan itu. Salah satu bisikannya termasuk upaya bunuh diri," katanya dalam webinar bersama Johnson and Johnson pada Jumat, 26 Juni 2020.
Jika ditemukan kerabat atau anggota keluarga dengan skizofrenia, apa yang dapat Anda lakukan? Prasila mengatakan bahwa sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan pendampingan secara maksimal.
"Kita harus berperan sebagai pendukung. Selalu awasi apa yang kerabat atau anggota keluarga kita lakukan agar risiko bunuh diri menjadi minim," katanya.
Selanjutnya, mengarahkan penderita skizofrenia untuk rutin mengkonsumsi obat juga tak lupa diimbau Prasila.
"Pengobatan yang dilakukan dengan baik akan sangat ampuh untuk mengembalikan fungsi pasien secara maksimal dan mengurangi kemungkinan buruk dari efek skizofrenia yang dialami, yaitu hilangnya nyawa," katanya.
Sumber: Tempo.co