SUKABUMIUDAPTE.com - Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB dalam menghadapi pandemi Covid-19 sudah dimulai di Indonesia. Sebagian pekerja sudah bergilir bekerja dari rumah, adanya juga yang sudah bekerja dari kantor.
Baik di kantor maupun di rumah, pekerja kerap menemukan masalah yang sama, yaitu nyeri bahu dan punggung.
Dikutip dari suara.com, Dokter Spesialis Kedokteran Fisik Rehabilitasi dr. Siti Chandra WIjayantie, Sp.KFR(K) mengatakan hal ini terjadi karena tubuh terlalu banyak diam.
Kata Siti, salah satu solusinya adalah membuat tubuh tetap bergerak. Karena saat bergerak, metabolisme tubuh, juga bagian lain seperti saraf, hingga darah akan terus ikut bergerak. Saat tubuh diam atau stagnan, maka fungsi sendi tidak berjalan.
"Kalau kita tidak bergerak, pasti akan stagnan. Nah itu stagnan yang terjadi di semua sendi-sendi yang banyak digunakan adalah sendi pinggul dan sendi bahu, karena kita untuk bergerak tangan atau bergerak kaki," paparnya.
Sendi pinggul dan bahu yang tidak bergerak yang seharusnya tetap bergerak membuat otot di bagian depan tubuh memendek. Alhasil, nantinya bukan hanya pegal tapi bisa juga memengaruhi saraf.
"Berpengaruh dari otak ke tangan juga terganggu. Kabel juga kalau dibengkokan, kan nggak lancar jalannya, jadi otomatis konslet jadi pegal, kesemutan, paling parahnya bisa kena saraf, karena lehernya ketekuk," jelasnya.
Hal ini juga diperparah dengan kebiasaan merokok, cidera olahraga, hingga kelebihan berat badan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah melakukan gerakan peregangan sederhana seperti posisi duduk tegak dengan tangan ke atas dan ke depan bergiliran, memiringkan kepala bergantian, hingga dikompres dengan es saat sakit melanda.
Sumber: Suara.com