SUKABUMIUPDATE.com - Pelaku industri pernikahan mulai berancang-ancang menyiapkan usulan protokol di industrinya menjelang diberlakukan tatanan baru kehidupan alias The New Normal Covid-19 oleh pemerintah. Protokol kesehatan dan keamanan di resepsi pernikahan disiapkan oleh Gabungan Perkumpulan Penyelenggara Pernikahan Indonesia alias GP3I.
"Protokol ini disiapkan karena pemerintah sudah mulai mempersiapkan untuk situasi New Normal Covid-19. Kami mau gerak cepat supaya pemerintah tidak membuat peraturan tanpa melihat kondisi di lapangan," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pernikahan dan Gaun (APPGINDO) Andie Oyong kepada Tempo, Rabu, 3 Juni 2020.
APPGINDO adalah salah satu asosiasi yang tergabung dalam GP3I. Asosiasi lainnya adalah Harpi Melati, PPJI, Aspedi, Hastana, dan Hipdi. Mereka adalah para pelaku yang terlibat dalam pelaksanaan acara pernikahan, antara lain terkait dengan hotel dan gedung pertemuan, catering, dekorasi, hiburan, pemandu acara, sanggar rias, bridal, jas dan gaun, kartu undangan, suvenir, hingga wedding organizer.
Andie mengatakan semua aspek dalam penyelenggaraan pernikahan diperkirakan akan berubah pada era new normal ini. Saat ini pemerintah baru mengeluarkan aturan soal akad nikah di tengah pandemi, antara lain acara tidak boleh dihadiri lebih dari 20 persen kapasitas rumah atau maksimum 30 orang.
"Nah bagaimana untuk resepsi? Resepsi ini yang mendatangkan penghasilan bagi kami selaku vendor. Makanya kami berdasarkan diskusi itu membuat protokol ini dalam bentuk yang lebih resmi. Sehingga, kami bisa mulai melakukan audiensi," kata Andie.
Saat ini, ujar Andie, pihaknya telah melakukan audiensi dengan Wali Kota Bogor Arya Bima beberapa waktu lalu. Kala itu, ia berniat melakukan simulasi dari protokol yang diusulkannya, namun rencana dibatalkan lantaran dikhawatirkan menimbulkan keramaian.
Ke depannya, Andie mengatakan telah mengajukan untuk melakukan audiensi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. "Kami tinggal menunggu kapan waktunya," ujar dia.
Andie berharap kondisi new normal bisa segera berlangsung. Mengingat sejak pertengahan Maret lalu aktivitas pelaku industri pernikahan merosot drastis. Ia memperkirakan 90 persen wedding organizer sudah setop aktivitasnya.
"10 persen yang bergerak juga hanya melakukan membantu, tapi fungsi WO itu sudah tidak maksimal, hanya membantu klien melaksanakan akad nikah dengan jumlah 10 orang gitu. Jadi tidak seperti dulu," ujar Andy.
Bahkan, kata Andie, wedding organizer miliknya pun, Andie Oyong Project, sejak pertengahan maret sudah tak ada kegiatan. Beberapa resepsi yang direncanakan berlangsung pada Juni ini pun diundur. "Cuan kita yang harusnya bulan juni itu sduah enggak ada. mereka semua mundur bisa sampai 2021, benar-benar enggak ada."
sumber: tempo.co