Puasa Jadi Momen Tepat Buang Racun dari Tubuh, Ini Cara Melakukannya

Rabu 13 Mei 2020, 21:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Di bulan Ramadan, umat Islam diwajibkan berpuasa selama kurang lebih 14 jam. Menurut ahli, momen puasa Ramadan juga bisa dimanfaatkan untuk membuang racun dari tubuh, alias melakukan detoksifikasi.

Dilansir dari suara.com, detoksifikasi dapat membantu melindungi tubuh dari penyakit dan memperbaharui kemampuan organ-organ tubuh Anda untuk menjaga kesehatan yang optimal.

"Hampir setiap saat tubuh kita terpapar oleh beragam racun, baik yang dihasilkan dari tubuh sendiri, dari lingkungan sekitar (polusi udara), maupun dari pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat misalnya konsumsi makanan yang diolah berlebihan, junk food, konsumsi alkohol" ungkap Nourmatania Istiftiani dari FibreFirst, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.

Secara alami, tubuh manusia sebenarnya telah memiliki perlindungan sendiri dalam membuang racun-racun dalam tubuh. Organ detoksifikasi utama antara lain hati, ginjal, usus dan sistem pencernaan, serta kulit. Lalu, bagaimana puasa dapat membantu detoks? Saat berpuasa, tubuh tidak mendapat asupan makanan atau kalori lebih dari 12 jam dan proses peningkatan lemak akan meningkat.

Simpanan karbohidrat di tubuh berkurang, jadi tubuh akan mengubah lemak menjadi energi untuk memulihkan aktivitas kita selama berpuasa. Racun yang ada di dalam tubuh akan disimpan ke dalam sel lemak. Jadi kompilasi lemak meningkat karena berpuasa, racun-racun yang disimpan dalam lemak juga akan dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.

Saat kita berpuasa dan jumlah makanan yang masuk ke tubuh kita, sel di dalam tubuh kita akan mendapatkan asupan kalori yang lebih sedikit, sehingga sel harus bekerja lebih efisien. Sel-sel tubuh akan mengeluarkan komponen yang tidak diperlukan dan bagian sel yang sudah rusak, atau mendaur ulang zat-zat tersebut menjadi bagian sel yang masih diproses dengan baik.

Sayangnya, kompilasi pola makan dan pilihan makanan selama berpuasa sebaliknya lebih banyak yang tidak sehat, rendah gizi, tinggi lemak dan kolesterol, lebih banyak konsumsi makanan olahan atau instan dengan tambahan bahan pengawet, dan antioksidan rendah, akan menyebabkan penumpukan memutar dalam sel-sel tubuh.

Status gizi akan mempengaruhi tubuh untuk memproduksi antibodi dan enzim, serta kemampuan hati untuk melakukan detoksifikasi. Sementara konsumsi fitokimia tertentu membantu detoksifikasi lebih optimal. Kurang konsumsi serat juga menimbulkan konstipasi meningkat hingga tiga kali lipat selama berpuasa. Kondisi ini menyebabkan pergerakan usus dan perpindahan lemak lebih banyak.

Jangan lupa untuk tetap memperhatikan asupan makanan yang sehat dan baik selama berpuasa, termasuk asupan serat. Untuk membantu memenuhi asupan serat, kita dapat mengonsumsi suplemen kaya serat seperti FibreFirst.

FibreFirst adalah suplemen kesehatan yang kaya serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah dan sayuran. Konsumsi satu saset FibreFirst setelah makan besar atau makan utama di waktu berbuka puasa, dapat membantu sistem pencernaan melakukan detoks dengan optimal. Kandungan serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah & sayuran dalam FibreFirst bermanfaat untuk kesehatan sistem pencernaan.

"Racun dalam hidup kita bisa berupa kebiasaan buruk seperti perbuatan dan ucapan yang tidak baik, alangkah baiknya jika tiba saatnya berlebaran nanti diri kita bersih dari racun-racun tersebut. Namun akan lebih baik lagi jika racun dalam tubuh juga ikut bersih, konsumsi FibreFirst untuk optimalkan detoks buang racun," kata Aldi Herlambang selaku Public Relations dari FibreFirst.

 

Sumber : suara.com

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Science23 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 23 Februari 2025, Potensi Turun Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025. (Sumber : Pixabay.com/@holgerheinze0)
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)