SUKABUMIUPDATE.com - Olahraga tetap dianjurkan kala Ramadan demi menjaga kesehatan tubuh. Hanya saja, perlu diperhatikan intensitas dan waktunya.
Melansir dari tempo.co, dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto, menyarankan melakukannya sebelum berbuka puasa. Tetapi, jika tak sempat tidak apa-apa berolahraga setelah berbuka puasa, biasanya antara 1-2 jam jeda sebelum tidur atau setelah berbuka puasa saat perut tidak terasa kenyang.
Dengan begitu, lambung atau perut tidak terasa penuh dan mengganggu pada saat melakukan latihan fisik. Michael mengatakan jika memaksakkan diri berolahraga saat perut masih terasa penuh maka bisa berisiko mual dan muntah. Apalagi jika intensitasnya berat, bukan ringan seperti yang disarankan.
"Karena itu, batasan waktu ini juga sebenarnya sifatnya relatif tapi lebih baik tetap diberi jeda 1-2 jam setelah makan," katanya.
Dia mengingatkan intensitas olahraga saat Ramadan hanya boleh ringan sampai sedang dan jenis latihannya bisa terdiri dari aerobik dan anaerobik (latihan beban). Jenisnya beragam mulai dari sekedar jalan keliling rumah, keliling kompleks, bersepeda statis, bersepeda keliling kompleks, treadmill, berenang, dan jalan di kolam renang.
"Latihan yang dilakukan hanya boleh intensitas ringan sampai sedang, saya lebih memilihkan olahraga sebelum berbuka puasa. Pada malam hari ada kemungkinan tubuh masih aktif karena bilamana berolahraga maka ada EPOC di dalam tubuh, itu tubuh menjadi tetap aktif dan terasa hangat," tuturnya.
Akibatnya, Anda akan kesulitan tidur dan ini berisiko berdampak pada terlambatnya bangun sahur.
"Karena itu saya lebih suka melakukannya sebelum berbuka dan olahraganya juga tidak berat, waktunya tidak panjang, dan bilamana setelah berlatih merasa haus dan lapar, waktu untuk menunggu membatalkan puasa tidak terlalu panjang," paparnya.
Selain itu, pada saat tubuh melakukan puasa ada risiko mengalami dehidrasi dan olahraga berat berbahaya bagi tubuh karena akan menambah dehidrasi yang sudah ada dan kadar gula darah juga turun.
Sumber : tempo.co