SUKABUMIUPDATE.com - Asam lambung yang naik lagi ke atas atau refluks sangat mengganggu. Cirinya ada sensasi terbakar di daerah dada bagian bawah ketika asam lambung naik ke pipa makanan dan kondisi ini terjadi salah satunya karena langsung tidur setelah makan, misalnya setelah sahur saat Ramadan.
Dilansir dari tempo.co, laman WebMD menyebut faktor lain antara lain makan dalam jumlah besar, kegemukan, konsumsi minuman berkarbonasi, kopi atau teh, merokok, menyantap makanan seperti jeruk, tomat, bawang putih, makanan pedas, dan minum obat-obatan tertentu seperti aspirin, pereda otot, atau obat penurun tekanan darah.
Selain mulas, gejala umum lain refluks asam adalah kembung, bersendawa, mual, atau disfagia (sensasi makanan yang tersangkut di tenggorokan). Ahli gizi asal India, Rujuta Diwekar, menekankan seseorang harus menghindar mengambil celah panjang di antara waktu makan.
“Makanlah tepat waktu, hormati sinyal lapar dan sinyal kenyang,” katanya, seperti dilansir Indian Express.
Dia merekomendasikan kismis hitam yang direndam semalaman, setelah minum segelas air untuk membantu mengurangi gejala refluks asam lambang. Lalu, sindrom pramenstruasi (PMS), kembung, dan gangguan pencernaan. Selain refluks asam lambung, gangguan perut lain yang kerap dirasakan saat berpuasa ialah perut kembung.
Agar ini tak terjadi, spesialis gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Marya W. Haryono, menyarankan untuk menyeimbangkan komposisi makan saat sahur. Dia menekankan makanan bervariasi dan bergizi seimbang, antara lain mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, serta mikronutrien seperti mineral 40-50 persen terpenuhi saat sahur.
Kemudian, saat berbuka sebaiknya penuhilah 10-20 persen kebutuhan energi dengan makanan bernutrisi. Marya menganjurkan makanan manis namun tak berlebihan, seperti madu, kurma, dan yogurt.
Sumber : tempo.co