SUKABUMIUPDATE.com - Sebelum memulai puasa Ramadan 2020, ada baiknya mempersiapkan diri. Ketahui kiat-kiat menjalani puasa dengan tubuh tetap bugar, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit tertentu seperti asam lambung. Dilansir dari tempo.co, penderita penyakit ini kerap mengalami mual ketika telat makan.
Acid reflux atau refluks asam dikenal dengan banyak nama, termasuk GERD (gastroesophageal reflux disease), gangguan pencernaan asam, asam lambung, mulas, dan dispepsia. Apa pun sebutannya, mekanisme di balik kondisi ini tetap sama. Pada dasarnya, asam dari perut naik dan mengalir ke kerongkongan Anda.
Kondisi itu dapat mengiritasi lapisan kerongkongan, menyebabkan rasa sakit, rasa terbakar atau rasa asam di belakang tenggorokan Anda. Orang yang mengidap refluks asam secara teratur juga dapat mengalami gejala seperti batuk kering, masalah tidur, atau kesulitan menelan.
Ahli Gastroenterologist dari Institut Gastroenterologist California Selatan di Beverly Hills Peyton Berookim mengatakan bahwa ketika tidak ada makanan di perut untuk menyerap asam, asam berbahaya dapat menumpuk dan menyebabkan nyeri epigastrik, ketidaknyamanan (mulas), dan regurgitasi asam ke dalam kerongkongan (acid reflux).
"Minum air hangat dapat membantu menenangkan perut. Selain itu, disarankan minum dengan jumlah sedikit tapi sering. Anda juga disarankan melewatkan bahan-bahan tambahan, seperti lemon dalam air Anda, karena dapat memicu lebih banyak ketidaknyamanan," ucapnya.
Obat rumah lainnya adalah minum teh jahe. Jahe dikenal karena sifat anti-inflamasi dan telah digunakan selama berabad-abad untuk menenangkan gangguan pencernaan. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Children pada September 2014 menemukan bahwa jahe memberikan bantuan gejala yang signifikan dari GERD pada anak-anak.
Selain teh jahe, Anda juga bisa mengonsumsi teh chamomile untuk membantu menjalankan ibadah puasa Ramadan tanpa keluhan. Sebuah makalah tinjauan November 2010 dalam jurnal Molecular Medicine Reports menemukan bahwa ekstrak teh chamomile menurunkan asam lambung seefektif antasid yang dijual bebas.
Menurut Harvard Health Publishing, untuk mencegah asam lambung, sebaiknya jangan minum minuman berkarbonasi dan tidur dengan kepala terangkat - idealnya, 6 hingga 8 inci lebih tinggi dari kaki Anda.
Berita baiknya, kata Berookim, adalah bahwa seiring berjalannya waktu, tubuh Anda kemungkinan akan mengatur ketidakseimbangan asam saat puasa. "Secara umum, setelah beberapa saat membiarkan tubuh seseorang menyesuaikan diri dengan puasa, perut akan mulai mengurangi jumlah asam yang dikeluarkan," katanya.
Berkonsultasilah dengan dokter Anda sebelum memulai puasa yang panjang, kata Dr. Berookim. Jika Anda berpuasa, pastikan untuk tetap terhidrasi saat puasa dengan minum banyak air, hindari minuman tinggi kalori dan berkarbonasi lainnya.
Sumber : tempo.co