SUKABUMIUPDATE.com - Penyemprotan disinfektan di berbagai tempat kini rutin dilakukan di tengah pandemi virus corona. Dilansir dari tempo.co, Guru Besar Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, mengatakan perlu riset lebih lanjut apakah fenomena cacing keluar dari tanah diakibatkan penyemprotan disinfektan.
"Fenomena tersebut harus diteliti secara intensif, untuk mengetahui apakah karena dampak disinfektan atau bukan," ujar Wega.
Sebelumnya, fenomena cacing keluar dari tanah terjadi di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuat dugaan dikarenakan penyemprotan disinfektan yang disemprotkan di daerah itu.
Dia menambahkan penyemprotan disinfektan secara berlebihan bisa mematikan bakteri baik yang ada. Disinfektan dengan kandungan alkohol 70 persen bisa menyebabkan bakteri mati.
Tetapi, tidak hanya bakteri jahat yang mati, bakteri baik yang bermanfaat juga ikut mati. Misalnya, bakteri pembusuk sampah yang berfungsi untuk menguraikan sampah yang ada. Jika bakteri tersebut mati, maka dikhawatirkan sampah-sampah yang ada sulit untuk terurai.
Wega menambahkan bakteri yang ada di alam lebih banyak yang bermanfaat dibandingkan yang jahat. Untuk itu, penyemprotan disinfektan harus dilakukan secara berkala dan tidak berlebihan.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak sembarangan menggunakan disinfektan. Lagi pula, belum ada penelitian yang mengatakan bahwa penyemprotan disinfektan biasa bisa membunuh COVID-19.
Sumber: Tempo.co