SUKABUMIUPDATE.com - Meskipun beberapa orang positif terinfeksi virus corona baru atau COVID-19 melaporkan gejala sakit kepala, belum tentu semua orang yang mengalami sakit kepala positif COVID-19.
Melansir dari tempo.co, tetapi tetap saja, ini tidak menghentikan orang yang menderita sakit kepala selama masa karantina di masa pandemi corona itu menjadi tenang.
Pakar medis mengatakan, bukan rahasia lagi paparan layar yang berlebihan bisa menyebabkan sakit kepala serta masalah dengan penglihatan. "Sekarang kita semua bekerja dari rumah dan menghabiskan lebih banyak waktu di hadapan layar, sakit kepala ini cenderung meningkat," kata dokter umum di Prescription Doctor, Inggris, Aragona Giuseppe seperti dilansir Mirror.
Menurut dia, sebaiknya gunakan kacamata untuk memblokir cahaya biru yang ditransmisikan dari layar seperti komputer, smartphone atau perangkat lainnya.
Giusepee juga menyarankan Anda membatasi waktu berhadapan dengan layar. Jika pada siang hari Anda fokus bekerja di hadapan layar, saat malam hari, alih-alih menonton televisi atau bermedia sosial, cobalah melakukan kegiatan yang berbeda seperti membaca, berolahraga atau lainnya. "Anda juga harus memastikan melakukan istirahat misalnya mengambil satu jam penuh saat makan siang dan meregangkan tubuh," kata dia.
Pergilah sejenak ke luar rumah, untuk mendapatkan udara segar dan pastikan makan makanan bergizi serta minum cukup air setiap hari agar tetap terhidrasi.
Dokter umum di Inggris, Amir Khan menuturkan, mendapatkan paparan sinar matahari juga bisa bermanfaat untuk tubuh Anda. "Kebanyakan orang vitamin D-nya kurang karena kurang terpapar sinar matahari. Kadar vitamin D bisa habis, jadi tak masalah mengonsumsi tablet vitamin D," kata dia seperti dilansir The Guardian.
Dalam hubungannya dengan COVID-19, dosen klinis penyakit infeksi di Liverpool School of Tropical Medicine, Inggris, Tom Wingfield menekankan pentingnya Anda menjaga kesehatan paru, yakni dengan berhenti merokok dan tidak terpapar asapnya. "Merokok tak baik. Di satu sisi, "lockdown" membuat polusi udara berkurang, latihan fisik (aerobik) akan membantu kesehatan paru Anda," tutur dia.
Sumber : tempo.co