SUKABUMIUPDATE.com - Wabah virus corona Covid-19 bukan hanya penyakit yang melawan fisik, tetapi juga mental manusia. Dilansir dari suara.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengkhawatirkan kesehatan mental semua orang selama masa isolasi diri di dalam rumah.
"Kami benar-benar khawatir. Kami juga ingin menghindari masalah gangguan mental akibat pandemi ini, selain menangani virusnya itu sendiri," kata Dr Hans Kluge, direktur regional agensi untuk Eropa dikutip dari New York Post.
Dr Hans mengkhawatirkan masalah gangguan mental setelah menyaksikan sendiri efek karantina mandiri demi mencegah penyebaran virus corona Covid-19.
"Aku melihat situasi di sekelilingku. Aku melihatnya di rumahku sendiri, kondisi ini membebani orang secara individu. Tapi mungkin juga kolektif, seperti orang tua yang tidak memiliki cucu," katanya.
Dr Hans pun hanya bisa memberi saran untuk tetap menjalin hubungan atau komunikasi dengan orang lain di luar melalui teknologi yang sudah canggih.
Karena, komunikasi dengan orang dekat sangat penting dalam memotivasi diri dalam menghadapi pandemi ini. Selain itu, cara ini juga menumbuhkan rasa memiliki bagi seseorang.
"Rasa memiliki sangat penting, karena ini adalah sesuatu yang harus kita hadapi bersama," katanya.
Hans pun menyarankan semua anak muda yang masih memiliki kakek dan nenek, perlu menghubunginya setiap hari. Cara ini bisa memberi dukungankepada orang tua untuk tetap sehat menghadapi pandemi, terutama jika mereka tinggal terpisah dengan kita.
"Lakukan juga rutinitas sehari-hari, tetap sehat dan lakukan olahraga setiap hari. Contohnya di Denmark, televisi nasional selalu menayangkan dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan pukul 9 pagi," turur Hans.
Menurutnya, rutinitas sehari-hari ini bisa membantu mencegah gangguan mental selama pandemi virus corona Covid-19.
Sumber: Suara.com