SUKABUMIUPDATE.com - Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, menjelaskan perbedaan dan efektivitas penggunaan empat jenis masker.
“Masker merupakan salah satu cara pencegahan penularan Covid-19. Hanya salah satu, bukan satu-satunya. Harus ada kombinasi, seperti cuci tangan, perilaku hidup sehat,” kata Erlina dalam konferensi pers, Rabu, 1 April 2020.
Dilansir dari tempo.co, empat jenis masker di antaranya masker kain, masker bedah, masker N95 dan facepiece respirator.
Erlina menjelaskan, masker kain bisa digunakan oleh masyarakat yang sehat di tempat umum dengan tetap menjaga jarak 1-2 meter. Masker kain tidak bisa memproteksi secara penuh karena 40-90 persen partikel dapat menembus masker ini. Namun masker ini dapat dipakai berulang kali dan mencucinya dengan menggunakan deterjen dan air hangat.
Masker kain juga tidak disarankan untuk tenaga medis. Masker kain memiliki perlindungan terhadap droplet (percikan yang dihasilkan dari bersin dan batuk) yang besar.
Efektivitas penyaringan masker kain pada partikel ukuran 3 mikron bisa 10-60 persen partikel bisa dicegah. “Kalau droplet kecil, tidak bisa masker ini," kata Erlina.
Masker bedah juga bisa digunakan masyarakat. Namun bisa dipakai hanya bila ada gejala flu, batuk, hidung berair, dan nyeri tenggorokan. Penggunaan masker bedah disarankan bagi tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.
Menurut Erlina, masker bedah dapat melindungi diri dari droplet yang dikeluarkan orang lain. Namun, tidak bisa melindungi dari aerosol (partikel padat di udara) dan airborne (penularan lewat udara). Efektivitas masker bedah bisa menyaring 30-95 persen partikel dengan ukuran 0,1 mikron.
Meski begitu, masker bedah memiliki potensi kebocoran karena tidak sepenuhnya sempurna menutupi wajah. “Ada kebocoran samping kiri kanan,” kata Erlina.
Untuk masker N95, kata Erlina, hanya dianjurkan untuk tenaga medis yang memiliki kontak langsung dan erat dekat dengan pasien yang memiliki infeksius tinggi. Masker memiliki proteksi yang sangat baik untuk droplet dan partikel aerosol.
Efektivitas masker ini cukup tinggi, yaitu dapat memfiltrasi partikel ukuran 0,1 mikron sampai di atas 95 persen, dan tidak ada kebocoran jika dipakai dengan baik.
Jika ada kelangkaan masker, Erlina mengatakan masker N95 dapat dipakai berulang dengan tata cara khusus. Misalnya, setelah dipakai harus dijemur di bawah sinar matahari selama 3-4 hari sehingga virus sudah mati dan bisa dipakai kembali.
Selanjutnya adalah facepiece respirator. Masker jenis ini punya efek perlindungan terhadap droplet maupun aerosol dan airborne. Erlina mengatakan masker ini biasa dipakai oleh pekerja industri yang terdapat gas berbahaya.
Efektivitas pemakaian masker ini bisa menyaring partikel ukuran 0,1 mikron hingga di atas 99 persen. Masker jenis ini harus dibersihkan dengan disinfektan secara benar.
Sumber : tempo.co