SUKABUMIUPDATE.com - Waham atau bisikan yang dialami penyintas skizofrenia memiliki jenis yang berbeda-beda. Mulai dari yang bersifat ringan dan tidak mempengaruhi, hingga bisikan yang dapat mempengaruhi untuk berbuat sesuatu.
Penyintas skizofrenia, I Ketut Angga Wijaya menceritakan bisikan-bisikan yang dia dengar dalam masa relapse. "Bisikan itu seperti berputar terus dalam pikiran dan terkadang dapat mempengaruhi untuk melakukan sesuatu," ujar salah Angga Wijaya dalam acara 'Belajar Menjadi Teman Baik' di Rumah Sanur, Minggu 23 Februari 2020.
Menurut Angga Wijaya, waham atau bisikan tersebut tidaklah senyata suara yang ada di sekeliling manusia. Bisikan tersebut juga tidak terdengar seperti untaian kata atau kalimat yang jelas, melainkan seperti pemikiran. "Misalnya, waham yang saya alami adalah menjadi orang alim dan kegiatan beribadah yang diulang-ulang," kata Angga.
Waham tersebut dapat bersifat merusak bila kondisi mental seorang penyintas shcizophrenia sedang mengalami penurunan. Fase ini biasanya terjadi sebelum masa relapse atau kambuh. "Bisa didahului dengan perasaan yang sangat takut," kata Angga.
Bila kondisi kejiwaan seseorang sedang berada dalam tahap yang paling lemah, waham ini dapat mempengaruhi keputusan diri. Contoh, tiba-tiba ada dorongan kuat untuk pergi ke suatu tempat tanpa tujuan.
Apabila Angga Wijaya mendengar bisikan untuk menjadi orang alim, penyintas skizofrenia, Triasetta merasakan hal berbeda. Perempuan asal Jakarta ini mengaku mendengar waham berupa suara yang sangat jelas. "Ada dua kata yang paling sering, yaitu tukik dan wallahu," kata Setta.
Menurut Setta, suara ini begitu jelas terdengar seperti suara orang banyak ketika dia sedang mengalami tekanan. Setta berusaha mengabaikan suara waham tersebut. "Saya berupaya fokus pada suara orang yang bicara dengan saya, kalau terdengar suara yang lain, abaikan. Jangan sampai kalah," kata Setta.
Spesialis Kejiwaan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Denpasar, I Gusti Rai Wiguna mengatakan waham atau bisikan yang datang kepada para penyintas skizofrenia adalah dampak terlalu banyak produksi hormon dophamine di otak tengah. "Manifestasinya berupa delusi yang ditangkap indra, biasanya pendengaran," kata Rai Wiguna.
Sumber : Tempo.co