SUKABUMIUPDATE.com - Curhatan seorang perempuan, Sinta Auliya (19) tentang kondisinya yang mengalami kelumpuhan akibat jatuh posisi duduk viral di media sosial Twitter.
Sinta Auliya bercerita mulanya seorang teman bercanda menarik kursinya ketika mau duduk semasa sekolah. Sekitar 3 tahun berlalu, Sinta mulai merasa kesulitan berjalan dan makin parah.
"Temenku bercanda pas aku mau duduk trs ditarik bangkunya. alhasil tulang ekorku retak, tulang belakangku patah & berakhir lumpuh..," tulisnya diengan akun Twitter @jelebgt.
Kondisinya yang susah jalan sempat membuat Sinta terpuruk. Apalagi ketika gurunya di sekolah bercerita bahwa cedera tulang ekor atau tulang belakang bisa membuat kesulitan punya anak.
"Sebenarnya gue stres bukan karena jatuhnya. Dulu gue stres karena nggak sengaja dengan guru gue ngomong ke teman gue gini 'kalau tulang ekor bermasalah pasti susah punya anak'. Di situ letak ingin berhenti hidup haha setelah guru gue ngomong gitu gue nggak masuk sekolah 2 minggu," tulisnya.
Tetapi, apakah cedera tulang ekor dan atau tulang belakang bisa memengaruhi kesuburan wanita? Melansir dari Spinal Cord, cedera tulang belakang jarang memengaruhi kesuburan wanita secara langsung.
Meskipun wanita mungkin berhenti ovulasi setelah cedera. Tetapi, selama wanita masih bisa berhubungan intim maka mereka masih bisa hamil.
Beda kondisinya ketika pria yang mengalami cedera tulang belakang. Karena fungsi seksual pria tergantung pada kontrol motoriknya.
Sebagian besar kasus cedera tulang belakang akan menghambat kesuburan pria sampai batas tertentu. Tetapi, masalahnya bukan karena kualitas maupun produksi sperma yang berkurang.
Sebaliknya, masalahnya terletak pada pria akan kesulitan ereksi dan ejakulasi setelah cedera tulang belakang. Karena ejakulasi yang sulit itulah membuat pasangannya susah hamil.
Selain itu dilansir dari Hello Sehat, pria juga memiliki kelenjar tambahan yang berfungsi menyokong kehidupan sperma seperti kelenjar prostat.
Bagian ini akan mengalami gangguan setelah pria cedera tulang belakang. Biasanya pria akan mengalami disfungsi pada prostat sehingga kualitas cairan mani kurang baik.
Sumber: Suara.com