SUKABUMIUPDATE.com - Aida Saskia baru-baru ini menjadi sensasi, karena disebut melakukan prank percobaan bunuh diri. Tindakan Aida Saskia ini sangat disayangkan oleh dokter jiwa, karena dinilai tidak memiliki manfaat.
dr Andri, SpKJ, FAPM, dokter jiwa dari RS Omni Alam Sutera mengaku sedih ketika mengetahui ada prank bunuh diri yang dilakukan oleh seseorang. Apalagi, kapasitas orang tersebut adalah artis atau influencer.
"Sangat menyedihkan jika masalah berat seperti isu SARA dan percobaan bunuh diri cuma jadi prank agar trending, atau cara artis dan influencer untuk pansos, jangan seperti itu caranya. Jangan demi konten akhirnya melakukan hal-hal begitu," tegas dr Andri, dalam keterangannya kepada wartawan Rabu (11/12/2019).
dr Andri menyebut prank percobaan bunuh diri merupakan masalah serius. Hal ini menurutnya bisa membuat seseorang yang benar-benar ingin melakukan bunuh diri tidak dianggap serius, sehingga terlambat mendapat pertolongan.
Dalam pengalamannya sebagai dokter jiwa, ada pula kasus di mana seseorang yang benar-benar ingin bunuh diri malah direkam, dan dianggap prank oleh teman-temannya.
"Menurut saya percobaan bunuh diri adalah masalah serius. Sebagai seorang praktisi, sering kali saya menemukan pasien yang ingin bunuh diri. Mungkin juga sebenarnya si artis tersebut ingin bunuh diri, tapi karena orang di sekitarnya kurang empati jadi malah difilmkan dan dikira prank," urai dokter yang juga staf pengajar di Fakultas Kedokteran Ukrida ini.
Terkait alasan mengapa seseorang melakukan prank bunuh diri, menurut dr Andri alasan utamanya tentu saja ingin mendapatkan perhatian. Nah, di sini ia menggarisbawahi pentingnya kesadaran para artis dan influencer tentang kesehatan jiwa dan masalah mental.
Prank dengan niat jahat ingin menyakiti atau mempermalukan seseorang tidak memiliki manfaat. Bahkan, risiko prank tersebut menyebabkan masalah kejiwaan di kemudian hari cukup besar.
"Jangan sampai prank yang membahayakan, yang membully, atau melecehkan, apalagi agama dan fisik. Karena nanti ini bisa berkembang menjadi masalah yang lebih besar seperti body shaming, gangguan citra tubuh, dan lain-lain," tutupnya.
Sumber : suara.com