SUKABUMIUPDATE.com - Belum lama ini, psikoterapis berpendapat kecanduan belanja secara online harus diakui sebagai gangguan mental. Sebab, perilaku yang disebut buying-shopping disorder (BSD) ini memiliki kesamaan dengan kecanduan dan dorongan lain.
Dikutip dari Daily Mail, peneliti mengungkap bahwa para pembeli yang kompulsif memiliki 'keasyikan ekstrem dan keinginan tak tertahankan' untuk memiliki barang-barang.
Seringnya pula, mereka membeli lebih dari kemampuan atau kebutuhan hanya untuk menghilangkan perasaan negatif.
Dirangkum dari Psychology Today, berikut karakteristik umum yang terjadi pada pengidap BSD!
1. Pembelian impulsif
Pembeli yang kompulsif sering membeli barang-barang berdasarkan dorongan hati. Mereka terus membeli walau barang sebelumnya belum dikeluarkan dari kotak. Sehingga seiring waktu, mereka menimbun banyak barang.
2. Gembira saat membeli
Pembeli kompulsif mengalami kegembiraan ketika mereka membeli. Pengalaman gembira bukan dari memiliki suatu barang tetapi dari tindakan membelinya. Dan kegembiraan ini bisa menjadi kecanduan.
3. Berbelanja untuk mengurangi emosi yang tidak menyenangkan
Belanja kompulsif adalah upaya untuk mengisi kekosongan emosional, seperti kesepian , kurangnya kontrol maupun harga diri . Seringkali suasana hati yang negatif, seperti pertengkaran atau frustrasi memicu keinginan untuk berbelanja.
Namun nantinya penurunan emosi negatif tersebut bersifat sementara dan digantikan oleh peningkatan kecemasan atau rasa bersalah.
4. Bersalah dan menyesal
Pembelian diikuti oleh rasa penyesalan. Mereka merasa bersalah dan tidak bertanggung jawab atas pembelian yang mereka anggap sebagai kesenangan. Hasilnya adalah lingkaran setan, yaitu perasaan negatif memicu "perbaikan" lain dengan membeli sesuatu yang lain.
5. Rasa sakit saat membayar
Membayar dengan uang tunai terasa lebih menyakitkan daripada membayar dengan kartu kredit. Kartu kredit menggoda kita untuk berpikir tentang aspek positif dari pembelian. Sebab kekuatan psikologis utama dari kartu kredit adalah ia mampu memisahkan kesenangan membeli dari rasa sakit membayar.
Sumber: Suara.com