SUKABUMIUPDATE.com - Usia pensiun yang ditetapkan di berbagai perusahaan umumnya sekitar 52 hingga 58 tahun. Saat menginjak tahapan tersebut, Anda pun tergolong lansia atau lanjut usia.
Para lansia selalu dihubungkan dengan kerapuhan dan penyakit. Namun sebenarnya, hal tersebut tidak dibenarkan oleh psikolog Poppy Amalya. Poppy mengatakan bahwa rapuh dan sakit penyakit tersebut sebenarnya disebabkan oleh kemampuan otak manusia dalam berpikir. Yang pertama, layaknya sugesti, masyarakat telah sering terpapar dengan penjelasan lansia yang rapuh dan sakit. Sehingga, itulah yang mempengaruhi sistem kerja tubuh.
“Setiap orang memiliki otak bawah sadar, dimana ini bekerja 88 persen lebih berpengaruh dibandingkan otak sadar. Sekarang kalau saya tanya ‘apapun makanannya, minumnya?’ Anda pasti menjawab satu produk. Itu disebabkan oleh otak yang merekam kata-kata yang terus digaungkan,” katanya dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, pada Rabu, 29 Mei 2019.
Selain itu, bergaul dan dekat dengan orang-orang memiliki kondisi tubuh yang rapuh dan sakit juga mempengaruhi kerja otak. Tubuh lantas mengisyaratkan kondisi yang sama untuk dialami juga.
“Itulah kenapa kalau Anda berkunjung ke rumah sakit, ada vibe atau rasa seperti sakit. Tapi coba kalau berada di tempat gym. Tanpa olahraga pasti merasa segar bugar, kan? Itu yang saya maksud dengan otak yang mempengaruhi tubuh,” katanya.
Oleh karena itu, Poppy pun menyarankan agar para lansia mengubah pola pikirnya dan area di sekitarnya. Sebab, ini akan berpengaruh pada kebugarannya. “Walaupun sakit, bilang bahwa Anda sehat. Sering-sering juga berkumpul dengan suasana yang membahagiakan. Dengan demikian, dijamin lansia menjadi sehat dan bugar,” katanya.
Sumber: Tempo