SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 60 persen tubuh berupa cairan. Karena komposisinya yang begitu banyak, menjaga asupan cairan pada tubuh menjadi hal yang sangat penting. Kekurangan cairan bisa menyebabkan tubuh dehidrasi.
Dehidrasi dapat membahayakan sistem di dalam tubuh yang hampir seluruhnya memerlukan air untuk menjalankan fungsinya. Bagaimana mengenali tubuh yang dehidrasi?
Dokter spesialis kulit dan kelamin Ika Anggraini pun membagi empat indikator mudahnya. Tanda pertama yang dapat menunjukkan bahwa seseorang mengalami dehidrasi adalah kurangnya konsentrasi. Dokter Ika mengatakan bahwa cairan elektrolit yang terkandung pada air mineral dapat membantu otak untuk bekerja optimal.
“Kalau minumnya kurang, pasti akan berpengaruh pada otak dimana seseorang bisa kurang fokus hingga fatalnya sampai pingsan,” katanya dalam acara media gathering bersama Bamed Health Care, di Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.
Selanjutnya, indikasi bahwa dehidrasi sedang diidap seseorang ialah saat urine berubah warna menjadi kuning pekat. Menurut Ika, seseorang yang kekurangan cairan pada tubuh akan berpengaruh pula pada ginjal.
“Dehidrasi akan meningkatkan konsentrasi pewarna urine pada kantung kemih yaitu urobilin. Sehingga yang harusnya bening atau transparan menjadi kuning dan pekat,” katanya.
Selanjutnya, Ika mengatakan bahwa secara kasat mata, dehidrasi dapat dilihat saat bibir Anda terasa kering dan pecah-pecah. Meski telah menggunakan lipgloss atau lipbalm yang bertujuan sebagai pelumas, bibir orang yang mengalami dehidrasi akan tetap pecah-pecah.
“Ini karena bibir tidak terdapat kelenjar minyak sehingga bibir jadi mudah kering. Nah, kelenjar minyak ini hanya dapat diperoleh dari minum air 8 hingga 10 gelas sehari,” katanya.
Hal terakhir adalah masalah pada kulit wajah. Ini dapat berupa elastisitas yang menurun, penggunaan makeup yang sulit menempel, garis kerutan lebih terlihat serta lebih sensitif terhadap sinar matahari.
“Pokoknya kalau sudah ada perubahan pada bagian wajah, entah kendor atau apapun itu, pasti dia dehidrasi,” katanya.
Sumber: Tempo