SUKABUMIUPDATE.com - Dokter spesialis penyakit dalam, Bhanu membagikan beberapa saran sebagai langkah mudah untuk mengurangi risiko diabetes. Pertama, hindari minuman bersoda dan berwarna. Kandungan gula dalam minuman bersoda dan berwarna seperti glukosa dan fruktosa akan mengganggu kesehatan tubuh. “Pewarna dan soda yang diberikan pada minuman sebenarnya ditujukan sebagai pilihan untuk anak-anak. Tapi ternyata banyak penelitian yang menyebutkan bahwa glukosa dan fruktosa pada minuman tersebut justru berbahaya," kata Bhanu dalam acara Coffee Time with Tropicana Slim di Jakarta pada 24 April 2019.
Bhanu mengatakan ada kira-kira 15 sendok gula yang tersaji dalam satu kemasan. "Jadi saya sangat tidak menganjurkannya,” katanya.
Langkah mudah lainnya yang dapat Anda lakukan ialah dengan memilih makanan yang tepat. Menurut Bhanu, banyaknya gula yang diperbolehkan untuk dikonsumsi setiap harinya adalah empat sendok makan. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan mengkonsumsi gula sebanyak dua sendok makan setiap hari untuk lebih menikmati manfaat baiknya. “Pintar-pintarlah memilih makanan. Sebagai contoh saja, bubble tea mengandung gula yang setara dengan tiga sendok makan. Sedangkan satu potong martabak mengandung dua setengah sendok makan. Jadi Anda harus memastikan sebelum mengkonsumsi agar tidak lewat batas,” katanya.
Meski diet juga dianggap baik dalam mengurangi risiko diabetes, ia menyarankan agar tidak melakukannya sendirian, namun dipadani dengan olahraga. Perpaduan itu adalah hal yang efektif. Ia mencontohkan, diabetes semakin banyak terjadi pada orang yang sering makan saat nonton televisi. Bukan hanya diet yang perlu dilakukan, namun juga gerakan tubuh yang aktif dan tidak diam di tempat. “Mengontrol pola makan dan berolahraga ini menjadi satu kesatuan. Jadi kalau mau mendapatkan hasil yang sempurna dalam mengurangi risiko diabetes, lakukan keduanya,” katanya.
Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ke-7 dengan jumlah diabetes tertinggi di dunia. Sebagai penyakit kronis yang hingga kini tak bisa disembuhkan, tentu sangat meresahkan jika Anda ataupun anggota keluarga mengalaminya.
Sumber: Tempo