SUKABUMIUPDATE.com - Pernahkah Anda berpikir bahwa lagu-lagu bergenre EDM yang dibawakan oleh Skrillex dapat mengusir nyamuk penyebab demam berdarah? Sebuah penelitian yang dirilis oleh Jurnal Acta Tropica pada 25 Maret 2019 rupanya baru membuktikannya.
Dalam hal ini, para peneliti ingin menguji apakah musik keras dapat digunakan untuk memanipulasi perilaku nyamuk. Jika berhasil, ini dapat ditujukan sebagai alternatif yang ramah lingkungan untuk insektisida. Sebab, perkawinan dan penghisapan darah adalah cara utama nyamuk dalam menyebarkan penyakit mematikan seperti virus Zika dan demam berdarah.
Awalnya, para ahli memutar musik elektronik dari pengeras suara yang dipasang dekat sangkar nyamuk betina lapar alias belum makan selama 12 jam. Pada kandang tersebut pula, dilengkapi satu nyamuk jantan perawan (untuk seks) dan seekor hamster yang dikekang (untuk makan siang).
Dalam waktu 10 menit, sekelompok nyamuk yang terdiri dari 10 nyamuk betina itu secara bergantian ditukar ke kandang sementara lagu Skrillex yang berjudul Scary Monsters and Nice Sprites diputar. “Lagu ini kami pilih karena kenyaringannya yang berlebihan dan nada yang terus meningkat, membuatnya menjadi kandidat utama untuk keributan,” tulis tim penyusun penelitian itu.
Rupanya, penelitian itu menemukan bahwa mereka menjadi enggan makan ataupun bercinta. Dalam hal ini, mereka membuktikan bahwa kelompok nyamuk ini merasa terganggu oleh rentetan getaran lagu Skrillex. Sebab, getaran yang agresif itu membuat mereka kesulitan dalam menyinkronkan ketukan sayap.
Sehingga, rata-rata 2 hingga 3 menit setelah lagu berlalu, barulah mereka kembali pada aktivitasnya. Meski demikian, lebih sedikit upaya untuk menyedot darah karena efek lagu yang masih terngiang. Selain itu, mereka juga berhubungan seks sekitar lima kali lebih sedikit daripada nyamuk yang terbang dalam keheningan.
“Baik nyamuk pria maupun wanita menghasilkan suara melalui kepakan sayap mereka," tulis para penulis. "Agar perkawinan berhasil terjadi, pria harus menyelaraskan nada terbangnya dengan nada pasangannya menggunakan sensitivitas pendengaran."
Sumber: Tempo