SUKABUMIUPDATE.com - Setelah makan malam, apa yang biasanya Anda lakukan? Masih sibuk membereskan alat masak atau langsung menuju ke tempat tidur untuk istirahat? Jika Anda langsung tidur, hal tersebut sangat tidak tepat. Dokter spesialis penyakit dalam, Hendra Nurjadin dalam acara yang bertajuk gangguan pencernaan pun tak menyarankannya.
Menurut Hendra, jarak waktu antara makan hingga tidur yang tepat adalah dua jam. Jeda waktu yang cukup lama ini akan memberi kesempatan bagi makanan untuk benar-benar diproses hingga sampai di tempat tujuan terakhir, yaitu usus kecil, sehingga lambung tak perlu lagi bekerja keras semalaman. “Kalau langsung tidur, makanan yang masih dalam proses turun bisa naik lagi,” katanya pda 29 Maret 2019 di Jakarta.
Lebih dari itu, selamat tidur, katup lambung akan terbuka sehingga cairan asam lambung rentan naik ke tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan panas pada perut bagian atas hingga tenggorokan. “Mengganggu tidur jadi tidak nyenyak juga,” kata dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah ini.
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk melakukan hal lain sebelum akhirnya tidur. Namun, apabila Anda benar-benar membutuhkan istirahat, usahakan melakukannya dengan posisi setengah duduk atau 30 derajat. “Jangan terlentang tapi kepala dialasi dua tumpuk bantal, misalnya,” katanya.
Untuk membantu proses pengolahan makan pula, dokter Hendra menyarankan untuk membelokan tubuh ke arah kanan. Menurutnya, tidur yang menghadap ke kanan akan membuat sistem pencernaan mengolah makanan lebih baik sehingga tak menyebabkan tumpukan lemak berlebih pada tubuh. Selain itu, posisi ini juga membuat makanan turun ke usus 12 jari menjadi lebih cepat sehingga tidurpun dapat segera terlaksana.
Sumber: Tempo