SUKABUMIUPDATE.com - Butet Kartaredjasa terkena serangan jantung ketika sedang pentas Kanjeng Sepuh di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat, 22 Maret 2019. Hal itu diungkapkan oleh penulis cerita teater Kanjeng Sepuh, Agus Noor, di laman Instagramnya, Sabtu, 23 Maret 2019. Akibat sakitnya, Butet sempat mundur dari panggung dan mendapatkan pertolongan medis. Tapi ia memaksa kembali ke panggung untuk menutup pementasan itu.
Agus Noor menuliskan, usai pementasan itu, Butet dirawat di rumah sakit. Dokter yang biasa merawat mengatakan, penyakit jantung Butet kumat karena enzim jantungnya meningkat 100 kali lipat.
Ini bukan serangan jantung pertama bagi Butet. Pada Januari 2010 lalu, ia sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami hal yang sama. Ketika itu, Djaduk Ferianto, adik kandung Butet, menceritakan bahwa Butet mengalami nyeri dada hebat, disertai kringat dingin.
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti akibat penyempitan di pembuluh darah. Hal itu menyebabkan otot-otot jantung melemah karena kekurangan asupan oksigen dari darah.
Meskipun kondisi ini sering kali terjadi tiba-tiba, sebenarnya ada gejala yang sering muncul. Sayangnya, gejala itu sering kali diabaikan. Nyeri dada seperti yang pernah dialami Butet Kartaredjasa adalah gejala yang paling umum.
Dokter Ade Median Ambari, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengatakan, nyeri dada sering diremehkan karena dianggap sebagai penyakit masuk angin.
Padahal, ada perbedaan nyeri dada sebagai bentuk serangan jantung dengan penyakit lainnya. Perbedaan yang mencolok itu dapat dirasakan pada rasa sakit yang seakan menembus hingga ke tulang belakang. “Biasanya ini akan merembet hingga lengan tangan dan seluruh bagian tubuh,” kata Ade belum lama ini.
Lebih dari itu, umumnya nyeri dada sebagai gejala serangan jantung akan terjadi cukup lama. “Kalau penyakit lain mungkin cuman sebentar, untuk serangan jantung, sakit dadanya akan lebih dari 20 menit dirasakan,” katanya.
Gejala ini juga dapat diuji melalui naik dan turun tangga. Menurut dokter Ade, mereka akan merasakan nyeri dada hanya setelah menaiki dua anak tangga.
Selain nyeri dada, tanda serangan jantung dapat meliputi sesak napas, mual, dan keringat dingin. Menurutnya, ketiga hal ini terjadi karena penyempitan pembuluh darah sehingga berdampak negatif bagi seluruh sistem kerja tubuh.
“Kalau sudah merasakan gejala nyeri dada dan dikuatkan dengan tiga hal itu, saya sarankan segera ke dokter. Ini sangat berbahaya jika tidak segera mendapatkan pertolongan,” katanya.
Sumber: Tempo