SUKABUMIUPDATE.com - Tulang belakang adalah satu bagian tubuh yang memiliki banyak ruas. Ruas itu tentu berguna untuk fleksibiliti punggung, sehingga bisa digoyang ke depan dan belakang, juga saat menengok ke kanan dan kiri. Bila ruas tulang belakang Anda menyatu? Tentunya Anda akan semakin susah bergerak dan tentu saja bisa merasakan sakit.
Nyeri punggung kerap dialami pasien penderita penyakit Ankylosing Spondylitis (AS). Gejala awal penyakit tersebut sekilas mirip dengan rheumatoid arthritis atau rematik biasa. Padahal, AS merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang langka. Seperti penyakit autoimun lain, penyakit ini pun menyerang sel dan jaringan yang sehat. Penyakit ini menyebabkan peradangan kronis yang melibatkan sendi sakroiliaka dan tulang belakang. "Gejala awal AS biasanya hanya dianggap nyeri pinggang biasa, bahkan ada yang mengabaikannya bertahun-tahun," kata dokter spesialis penyakit dalam, konsultan reumatologi Rudi Hidayat saat konferensi pers Novartis di Double Tree Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 21 Maret 2019.
Sebagai penyakit autoimun, AS cenderung disebabkan oleh faktor genetis. Selain dair segi genetika, AS juga bisa tTak hanya faktor gen, AS juga bisa terjadi karena faktor lingkungan. "Gen ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi bisa membuat orang lebih rentan terkena dan menderita Ankylosing Spondylitis, karena dipicu faktor lingkungan itu tadi, seperti merokok, atau terkontak dengan paparan logam berat, dan bahan kimia," kata Rudy.
Penderita AS biasanya mengalami gejala seperti peradangan, rasa sakit, dan kekakuan di bagian tulang belakang serta sendi lain, seperti bahu, pinggul, tulang rusuk, atau tumit. Gejala ini biasanya sering timbul tenggelam, namun utamanya terjadi di pagi hari.
Rudy meminta masyarakat agar curiga bila mengalami sakit selama tiga bulan berturut-turut. Ia menyarankan agar masyarakat segera melakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Meskipun tidak mengancam nyawa, jika dibiarkan, AS bisa menyebabkan komplikasi yang mengakibatkan kecacatan hingga penurunan kualitas hidup. Salah satunya kebungkukkan permanen.
Kebanyakan pasien penderita AS tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. "Mereka baru mengetahuinya setelah merasakan peradangan dan rasa sakit yang terus-menerus dan tidak tertahankan lagi hingga menyebabkan gangguan fungsi gerak tubuh. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat berperan penting dalam memperbaiki gejala terutama rasa nyeri, fungsi anggota gerak, dan kualitas hidup pasien," kata Rudy.
Sumber: Tempo