SUKABUMIUPDATE.com - Selain dikenal sebagai preman yang gemar memalak asupan gizi, sel kankerdikenal licik. Ia bisa berpura-pura tidur saat dikemoterapi. Selain itu, sel kanker bisa menyogok sel-sel pertahanan tubuh kita. Seperti diketahui, tubuh kita memproduksi sel T atau limfosit T, yakni kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan tubuh termasuk kekebalan melawan sel kanker. Sel T ini memproduksi sitokin.
Spesialis paru-paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, Sita Laksmi Andarini, menjelaskan, sitokin seumpama bala tentara yang diproduksi tubuh untuk membunuh sel tumor dan tumor ganas. "Sel kanker pintar, ia bisa menyogok sitokin dengan sinyal negatif agar melunak. Ini namanya CTLA 4. Usai menyogok hingga melunak, sel-sel kanker membelenggu sel pertahanan tubuh. Di kanker, fenomena CTLA 4 harus dihentikan," kata Sita di Jakarta, belum lama ini.
Ibaratnya, sel kanker adalah maling yang sukses menyogok. Akibatnya, ia tidak bisa diapa-apakan dan dapat bergerak bebas. Agar tidak semakin berkuasa, sel kanker harus diblok dengan anti-PD1 dan anti PD-L1 menggunakan sel dendritik yang diambil dari darah, diisolasi, dimodifikasi, lalu dimasukkan ke tubuh. cara lain dengan menggunakan sel T yang diambil dari darah pasien, diberi amunisi lalu dimasukkan lagi ke dalam tubuh.
"Itulah yang disebut dengan imunoterapi menggunakan bahan biologi dari tubuh kita sendiri. Di Indonesia, imunoterapi disetujui untuk stadium lanjut (di atas stadium 3A). Sedangkan di negara maju, ada imunoterapi untuk stadium 3A setelah menjalani kemoterapi dan penyinaran," kata Sita kepada tabloidbintang.com.
Kanker paru-paru bertanggung jawab atas 27 dari 100 persen kematian akibat kanker di dunia. Fakta tersebut diperkuat data Observatorium Kanker Global (Globocan) rilisan tahun 2010 yang menyebut kanker paru-paru berada di peringkat ke-5 dalam daftar penyakit paling mematikan sejagat.
Kanker paru-paru hanya kalah pamor dari penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, dan infeksi saluran pernapasan. Ironisnya, 5 penyakit ini berhubungan dengan rokok.
Fakta lain yang patut diwaspadai, tahun ini jumlah kasus baru kanker paru-paru meninggi. Ia menempati peringkat kedua baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki, ia hanya kalah dari kanker prostat. Pada perempuan, ia membayangi kanker payudara. Bukan tidak mungkin akhir tahun ini kasus kanker paru-paru akan menjadi yang terbanyak.
Spesialis paru-paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, Sita Laksmi Andarini, menjelaskan, “Kanker paru-paru adalah kanker yang berasal dari epitel bronkus, bukan hasil penyebaran dari daerah lain. Sel kanker susah dibasmi karena ia punya kemampuan lari dari pengindraan imunitas kita. Kanker ini ditandai dengan gejala batuk, batuk darah, suara serak, nyeri di dada, berat badan merosot, serta sesak napas.”
Sumber: Tempo