SUKABUMIUPDATE.com - Suplemen biasanya digunakan untuk mendukung kesehatan fisik. Namun, beberapa tahun belakangan mengemuka sejumlah pendapat yang mengatakan bahwa suplemen juga bisa mengurangi masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Benarkah?
Ternyata tidak. Hal itu dibuktikan oleh tim yang terdiri dari para peneliti dari University of Exeter di Inggris, Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda, University of Balearic Islands di Palma de Mallorca, Spanyol dan the University of Leipzig di Jerman.
Dilansir dari Medical News Today, Senin, 11 Maret 2019, para peneliti melakukan studi yang melibatkan 1.025 orang. Masing-masing memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 25, yang berarti bahwa mereka kelebihan berat badan atau obesitas.
Peserta studi tinggal di empat negara yang berbeda - Inggris, Jerman, Belanda, dan Spanyol. Menurut penilaian spesialis, mereka semua berisiko tinggi terkena depresi, meskipun tidak ada dari mereka yang mengalami depresi pada awalnya.
Para peneliti secara acak meminta separuh dari peserta mengambil suplemen gizi, termasuk asam folat, vitamin D, minyak ikan omega-3, seng, dan selenium, setiap hari. Sementara separuh lainnya menerima placebo atau obat palsu.
Setengah dari peserta dalam kelompok pengobatan juga menerima intervensi psikologis dan perilaku yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kebiasaan diet mereka.
Setelah 1 tahun, para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi suplemen tidak memiliki efek perlindungan terhadap depresi dibandingkan dengan plasebo.
"Diet dan nutrisi menjanjikan sebagai salah satu cara untuk menjangkau banyak orang. Namun, percobaan ini secara meyakinkan menunjukkan bahwa suplemen nutrisi tidak membantu mencegah depresi," kata Prof. Ed Watkins, salah satu peneliti dari University of Exeter.
Studi menunjukkan bahwa orang yang kelebihan berat badan atau obesitas juga lebih mungkin mengalami depresi.
Sumber: Tempo