SUKABUMIUPDATE.com - Rokok elektrik yang diklaim lebih aman dibandingkan rokok tembakau, sekali lagi, terbukti menimbulkan risiko kesehatan. Tak hanya masalah jantung dan pembuluh darah, rokok yang kini digemari banyak anak muda ini juga meningkatkan risiko depresi secara signifikan.
Hal itu diungkapkan dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari University of Kansas di Amerika Serikat. Dikutip dari Time of India 9 Maret 2019, pengguna rokok elektrik dua kali lebih mungkin menderita depresi, kecemasan, dan masalah emosional lainnya.
Sementara untuk serangan jantung, rokok elektrik disebut meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 56 persen dan stroke sebesar 30 persen. Rokok elektrik dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner dan masalah peredaran darah, termasuk pembekuan darah, masing-masing sebesar 10 persen dan 44 persen.
"Data ini harusnya mendorong kesadaran yang lebih besar tentang bahaya rokok elektrik," kata pemimpin penulis, Mohinder Vindhyal, Asisten Profesor di universitas itu.
Peningkatan risiko itu tidak terlepas dari seberapa sering seseorang menggunakan rokok elektrik. Menurut mereka, vaping setiap hari atau hanya beberapa hari memiliki risiko yang sama.
Studi tersebut melibatkan 96.467 pengguna rokok elektrik dari Amerika Serikat, juga membandingkan data untuk perokok tembakau dan bukan perokok yang dilaporkan. Pengguna rokok tembakau tradisional ditemukan memiliki peluang yang sangat tinggi untuk mengalami serangan jantung, penyakit arteri koroner dan stroke dibandingkan dengan yang bukan perokok. Peningkatannya masing-masing sebesar 165, 94, dan 78 persen.
"Merokok tembakau memiliki kemungkinan serangan jantung dan stroke yang jauh lebih tinggi daripada rokok elektrik, tetapi itu tidak berarti bahwa vaping aman," kata Vindhyal.
Dia mencatat bahwa beberapa rokok elektrik mengandung nikotin dan melepaskan senyawa beracun yang sangat mirip dengan rokok tembakau. Nikotin diketahui dapat mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah.
Sumber: Tempo