SUKABUMIUPDATE.com - Mengonsumsi satu telur perhari tampaknya berhubungan dengan profil metabolit darah yang terkait dengan memperkecl risiko diabetes tipe 2, menurut penelitian yang dilakukan di University of Eastern Finland. Temuan ini dipublikasikan di Molecular Nutrition and Food Research.
Dilansir Medical Xpress, Jumat 4 Januari 2019, telur merupakan salah satu makanan kontroversial. Di satu sisi, asupan telur dalam jumlah banyak itu tidak dianjurkan dengan alasan kandungan kolesterol yang tinggi. Sementara itu, telur merupakan sumber makanan nan kaya senyawa bioaktif yang memberikan manfaat bagi kesehatan. Artinya bahwa dampak kesehatan dari mengonsumsi telur itu sulit ditentukan hanya berdasarkan kadar kolesterol.
Para peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa mengonsumsi sekitar satu telur setiap hari berhubungan dengan memperkecil risiko diabetes tipe 2 di antara pria lanjut usia yang berpartisipasi dalam penelitian Kuopio Ischaemic Hearth Disease Risk Factor di Finlandia Timur. “Tujuan dari penelitian saat ini untuk meneliti senyawa potensial yang dapat menjelaskan hubungan ini menggunakan metabolisme non-target teknik yang memungkinkan profil lebih luas menenai bahan kimia dalam sampel,” ujar peneliti tahap awal dan penulis utama penelitian Stefania Noerman dari University of Eastern Finland.
Penelitian menemukan bahwa sampel darah dari pria yang lebih banyak telur termasuk molekul lemak yang berhubungan dengan profil darah yang bebas dari diabetes tipe 2. Selain itu, para peneliti mengindentifikasi beberapa senyawa biokimia dalam darah yang memperkirakan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, termasuk asam amino tirosin.
Para peneliti menunjukkan beberapa mekanisme yang masuk akal setidaknya sebagian dapat menjelaskan hubungan terbalik yang berhubungan antara asupan telur dan memperkecil perkembangan risiko diabetes tipe 2 sebelumnya.
“Kendati masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan sebab-akibat, kami sekarang memiliki beberapa petunjuk tentang beberapa senyawa telur yang mungkin berperan dalam perkembangan diabetes tipe 2. Penelitian lebih lanjut dengan model sel dan penelitian intervensi pada manusia yang menggunakan teknik modern, seperti metabolomik, yang diperlukan untuk memahami mekanisme di balik dampak fisiologis dari asupan telur,” kata Noerman menyimpulkan.
Sumber: Tempo