SUKABUMIUPDATE.com - Peristiwa tragis yang terjadi pada salah seorang suporter Persija, Haringga Sirilla, sebelum laga Persib Bandung melawan Persija digelar di Gelora Bandung Lautan Api, Minggu 23 September 2018, menyisakan banyak tanya. Salah satunya mengapa manusia bisa melakukan tindakan sebrutal itu, sehingga membuat sang korban, meninggal?
Spesialis Kedokteran Jiwa dari Omni Hospital Dr Andri, menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi akibat efek otak primitif yang ada pada hampir setiap orang di muka bumi ini.
Disebutkan Andri, otak primitif itu adalah otak yang sifatnya responsif. "Kalau kita dihadapkan pada situasi yang tiba-tiba, kemudian meresponnya dengan segera tanpa pikiran lebih jauh, itu adalah kerja otak primitif," katanya yang dihubungi TEMPO.CO Senin 24 September 2018 siang.
Pada dasarnya, kata Andri, semua orang memiliki otak primitif itu. "Konsep otak primitif itu ada dalam diri kita masing-masing," katanya lewat pesan elektroniknya. Nah, perkembangan otak itu sendiri kemudian tergantung pada masing-masing kepribadian seseorang. "Apakah otaknya berkembang pada tingkat yang lebih tinggi lagi atau tidak? Fungsi otak yang lebih tinggi adalah sifatnya yang mengerjakan fungsi eksekutif. Yaitu fungsi yang melakukan penalaran, menganalisis. Jadi bukan yang sifatnya tiba-tiba merespon tanpa pikir panjang lagi," ujar Andri.
Pada otak yang tidak primitif atau otak modern, di mana rasionalitas yang dipakai, maka efek brutal yang terjadi pada Haringga Sirilla tidak akan terjadi. "Dengan otak rasional, mereka pasti akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya akan merugikan orang lain, akan melanggar norma sosial, akan melanggar hukum. Sebaliknya jika otak primitif yang dipakai, maka semua akan dianggap sebagai pembenaran," katanya panjang lebar.
Menurut Andri, seorang yang sudah dewasa pun, masih banyak yang mengandalkan otak primitifnya. "Mereka ini yang gampang tersulut, gampang menyebarkan sesuatu berita, tanpa pikir panjang lagi," katanya menjelaskan
Mereka yang dewasa dan berpendidikan, harusnya otaknya berkembang dengan baik. Orang dewasa itu harusnya menggunakan pikiran yang rasional. sehingga bisa melihat sesuatu yang benar, bijak, tidak mengandalkan emosi sesaat.
Bagaimana kita meninggalkan otak primitif? Andri menyebutkan 3 hal penting.
1. Membaca berbagai sumber bacaan, menerima dari berbagai sudut pandang, jadi prespektif semakin luas, sehingga jika ada sesuatu hal bisa menanggapi dengan lebih bijak, tidak emosi duluan.
2. Belajar mengendalikan emosi, misalnya dengan relaksasi, meditasi. Dengan cara itu kita bisa mengembangkan dasar dari pikiran-pikiran dengan lebih baik.
3. Terus belajar tentang sesuatu hal, karena proses pembelajaran itu penting, sehingga otak modern bisa digunakan dalam kehidupan seseharinya, sehingga tidak lagi ada peristiwa brutal seperti yang terjadi pada Haringga Sirilla itu.
Sumber: Tempo