SUKABUMIUPDATE.com - Pemberian vaksin masih menjadi pro dan kontra di beberapa kelompok masyarakat. Kali ini yang menjadi pembahasan adalah penolakan vaksin MR dalam imunisasi measles alias campak dan rubella. Kementerian Kesehatan menyatakan penyuntikan vaksin MR merupakan sesuatu hal yang penting untuk memberi perlindungan dan kekebalan tubuh dari bahaya dua penyakit berbahaya tersebut. “Campak bisa berdampak hingga kematian. Masih banyak daerah di Indonesia yang melaporkan kasus Campak.” kata Menteri Kesehatan saat meninjau pelaksanaan kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) di MTs Negeri 1 Makassar, dalam keterangan persnya.
Data Kementerian Kesehatan selama tahun 2010-2017 mencatat sejumlah 27.834 kasus Campak dilaporkan. Nila mengingatkan masyarakat tentang kasus kejadian luar biasa (KLB) di Suku Asmat Papua. Pada kejadian itu, ratusan anak meninggal akibat terserang campak. Menurut Nila, gejala Campak masih dapat jelas terlihat, misalnya mengalami demam tinggi, matanya merah dan timbul infeksi sehingga melekat dan tidak terbuka (kelopaknya) lagi. Anak itu dapat mengalami gangguan penglihatan bahkan menjadi buta bilapun selamat. Namun yang lebih ditakutkan adalah perburukan bahkan hingga kematian.
Saat ini, terdapat satu lagi penyakit yang perlu diperkenalkan kepada masyarakat, yakni penyakit Rubella dan dampaknya luar biasa. Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Data Kementerian Kesehatan pada 2013-2017 mencatat sejumlah 31.449 kasus Rubella telah dilaporkan. “Rubella bisa menyebabkan kelainan pada anak dan tidak bisa kita obati. Kita tidak bisa matikan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh”, kata Nila.
Pada kesempatan tersebut pula, Nila meluruskan anggapan salah di masyarakat yang menyatakan bahwa anak laki-laki tidak akan terinfeksi. Rubella bisa menyerang siapa saja dengan gejala yang tidak jelas. “Itu salah besar. Baik anak laki-laki maupun perempuan bisa terkena rubella," kata Nila.
Penyakit Rubella mudah menular, akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil terutama pada masa awal kehamilan. Infeksi rubella pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan permanen pada bayi yang dilahirkan atau dikenal dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS). “Kalau kebetulan anak yang sakit rubella ini dekat dengan ibu hamil, apalagi terkenanya di trimester pertama atau saat janin terbentuk, gejalanya juga tidak spesifik. Mungkin hanya demam ringan, padahal itu rubella, anak yang dikandungnya bisa terlahir dengan kecacatan,” kata Nila.
Kelainan akibat rubella disebut dapat berupa ketulian, gangguan penglihatan bahkan kebutaan, hingga kelainan jantung. Dalam hal bayi lahir dengan katarak misalnya, Nila menerangkan bahwa operasi mengangkat katarak bisa dilakukan tetapi mengatasi gangguan penglihatannya sangat sulit. “Dampak dari rubella ini sangat luar biasa. Saya kira kita harus memikirkan dampak dan akibat yang terkena apabila kita menolak imunisasi,” kata Nila.
Apakah Anda tidak khawatir keluarga Anda mengalami dampak kesehatan ini dengan menolak vaksin MR?
Sumber: Tempo