SUKABUMIUPDATE.com - Lebih dari 1,5 miliar orang atau 24 persen dari populasi dunia terinfeksi cacing tanah. Infeksi tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, dengan angka terbesar terjadi di sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur. Sekitar 267 juta anak usia balita atau prasekolah memiliki risiko yang tinggi untuk terinfeksi karena tinggal di daerah di mana cacing parasit secara intensif ditularkan. Maka dari itu, pemberian obat cacing secara berkala sangat diperlukan. Demikian keterangan tertulis dari Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, dokter spesialis anak, juga Lektor di FK UKDW Yogyakarta FX Wikan Indrarto.
Disebutkan juga bahwa penyakit cacingan termasuk dalam 11 dari 20 jenis penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD). Jenis penyakit yang sering terabaikan di Indonesia adalah Filariasis, Schistosomiasis, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), Rabies, Frambusia, Lepra, Japanese B. Encephalitis, Cysticercosis, Fasciolopsis, dan Anthrax. Spesies utama yang menginfeksi manusia adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura) dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale).
Pada 2017, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerbitkan pedoman terbaru tentang pengobatan untuk populasi kategori yang paling berisiko terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Panduan ini mendukung praktik pencegahan dengan pemberian obat cacing di daerah endemis, untuk tiga spesies cacing utama yang menyebabkan penyakit.
Pada Rabu, 20 Juni 2018 di Jenewa, Swiss, WHO mencanangkan distribusi obat anti cacing mebendazole khusus anak yang bisa dikunyah (chewable) keberbagai negara. Mebendazole adalah salah satu obat yang direkomendasikan oleh WHO untuk mengobati infeksi cacing pada usus manusia. Formulasi obat kunyah (chewable) ini disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada tahun 2016 dan sekarang disumbangkan ke WHO oleh perusahaan farmasi Johnson & Johnson. Dengan demikian, obat ini akan mempermudah balita dan anak yang mengalami kesulitan untuk menelan obat tablet padat. Selain dapat dikunyah dan rasanya yang enak, obat ini bisa menjadi lunak dengan menambahkan sedikit air.
Awalnya, jumlah obat ini diproduksi secara terbatas. Karena kemampuan produksi dipastikan akan meningkat, maka direncanakan obat ini akan diproduksi secara besar. Mebendazole akan berperan besar dalam program pengobatan cacing di dunia.
Pemberian obat anti cacing secara berkala mampu mengurangi penyebaran infeksi. Namun demikian, penyediaan sanitasi yang memadai juga beperan penting sebagai upaya untuk memutus siklus infeksi dalam jangka panjang, sehingga infeksi ini mampu dikendalikan secara berkelanjutan. Pendidikan kesehatan dan kebersihan kepada masyarakat, termasuk pada anak balita dan prasekolah juga dapat membantu mengurangi penularan dan penyebaran infeksi ini. Tersedianya obat baru anti cacing mebendazole ini diharapkan dapat membantu penurunan penyakit cacingan.
Sumber: Tempo