SUKABUMIUPDATE.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memantau sejumlah produk olahan seperti jus dan minuman sari buah yang banyak beredar di pasaran. Hasilnya, banyak produk olahan yang ternyata minim kandungan buah asli.
"Ada yang hanya 3 persen," kata Nataliya Kuniawati, peneliti dari YLKI saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 8 Juli 2018. Sisanya, kata Nataliya, adalah komponen campuran lain seperti air, gula, konsentrat, hingga perisa.
Dari beberapa produk yang dipantau YLKI, rata-rata hanya memiliki kandungan buah di bawah 10 persen saja. Ia mencontohkan sebuah produk minuman jeruk yang ternyata hanya mengandung 5 persen jeruk asli. Nataliya belum merinci produk-produk yang dimaksud. "Bisa dicek di supermarket."
Sebelumnya, usai ribut-ribut soal produk susu kental manis dengan kandungan gula yang cukup tinggi, YLKI meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengawasi produk minuman sari buah. Menurut YLKI, minuman sari buah tak ubahnya seperti produk susu kental manis, yang diilustrasikan penuh kandungan buah tapi lebih banyak kandungan gula.
Nataliya menambahkan, produk-produk minuman olahan ini juga memiliki tabel informasi yang beragam. Ada produk yang mencantumkan secara jelas persentase kandungan buah dan ada yang tidak.
Meski begitu, Nataliya mengatakan produk minuman dengan kandungan buah hingga 90 persen tetap ada, walau tidak banyak. Tapi secara umum, produk dengan kandungan buah minim ditemukan di berbagai tipe barang. "Impor juga tidak jaminan, kandungan buahnya tinggi," ujarnya.
Tempo mencoba mengklarifikasi soal temuan YLKI tersebut kepada salah satu produsen produk minuman olahan, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Tapi hingga berita ini diturunkan, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Franciscus Welirang belum bisa dihubungi dan memberikan konfirmasi.
Sumber: Tempo