SUKABUMIUPDATE.com - Kita pasti sudah mendengar soal manfaat olahraga teratur. Kegiatan fisik ini mampu menurunkan tekanan darah, memperkuat jantung, menjaga berat badan, dan mengurangi stres.
Tapi sebenarnya, ada manfaat besar lain dari berolahraga. Seperti dilansir Foxnews, latihan fisik ini ternyata juga mampu memperlambat proses penuaan, dan sifat awet muda itu sudah tumbuh dalam DNA. Berikut penjelasannya.
#Memperlambat penuaan biologis
Dalam sebuah penelitian oleh tim Universitas Brigham Young di Amerika Serikat, para peneliti mendapati orang-orang yang rutin berolahraga dengan intensitas sedang sampai tinggi memiliki telomer yang lebih panjang dalam DNA.
Telomer adalah rangkaian protein DNA dan terletak pada ujung kromosom. Telomer memberikan fungsi penting pada tubuh dengan cara melindungi kromosom dari kerusakan. Ketika sel-sel membelah diri atau menua, telomer cenderung memendek. Tanpa protein-protein penting ini, kromosom akan kehilangan informasi penting untuk fungsi tubuh.
Menurut penelitian, orang yang rutin berolahraga dengan intensitas tinggi memiliki usia biologis 9 tahun lebih muda dibanding mereka yang tidak aktif. Namun, mereka yang hanya berolahraga sedang atau ringan tak akan mendapatkan hasil cukup signifikan. Usia tubuh orang yang sangat aktif 7 tahun lebih muda dibanding yang kurang aktif.
Untuk mendapatkan manfaat awet muda dari olahraga, kita harus aktif berlatih kardio minimal lima kali seminggu. Wanita butuh berolahraga 30 menit setiap hari untuk mendapatkan hasil terbaik, sedangkan pria 40 menit.
#Memperpanjang umur
Penelitian juga menyebutkan bila kita rajin berolahraga berintensitas tinggi, usia pun bisa lebih panjang. Untuk sebuah penelitian, para ilmuwan mengumpulkan data dari berbagai organisasi kesehatan sehingga mereka bisa mempelajari data ksehatan lebih dari 600 ribu orang dan berlangsung selama 14 tahun.
Untuk mendapatkan hasilnya, para peneliti itu membandingkan informasi yang diberikan mengenai level olahraga seseorang, dari yang tidak aktif sampai sangat aktif. Para ilmuwan itu mendapati mereka yang tidak berolahraga memiliki angka rata-rata kematian paling tinggi.
Sumber: Tempo