SUKABUMIUPDATE.com - Ilmuwan Stephen Hawking meninggal di kediamannya di daerah Cambridge, Inggris pada Rabu 14 Maret 2018 dini hari. Dalam lebih dari separuh hidupnya, fisikawan ini menderita penyakit sklerosis lateral amiotrofik (ALS).
ALS merupakan salah satu jenis penyakit motor neuron. Penyakit ini disebabkan oleh sel yang tidak berfungsi ketika menghubungkan otak dan tubuh seseorang. Akibatnya otot pengidap ALS berubah menjadi loyo. Mereka pun kesulitan bergerak, berbicara hingga bernapas. Stephen Hawking menderita penyakit ALS sejak berusia 21 tahun. Saat itu, Stephen Hawking terjatuh setelah menyadari ada keganjilan dalam tubuhnya. Kasus ALS Stephen Hawking terbilang ajaib. Ini karena penyakit tersebut umumnya menyerang seseorang yang berusia 55 tahun seperti dilansir Newsweek pada Rabu 14 Maret
Ketika didiagnosis menderita ALS, usia Stephen Hawking diperkirakan tidak lama lagi. Rata-rata penderita ALS hanya bisa bertahan hidup selama dua hingga lima tahun berdasarkan data Asosiasi ALS seperti dilansir Washington Post tahun 2015. Hanya lebih dari 5 persen penderita ALS yang bisa hidup hingga lebih dari 20 tahun.
Namun, keajaiban kembali muncul. Stephen Hawking tidak hanya bertahan hidup selama lima atau 20 tahun, tetapi 50 tahun. Stephen Hawking meninggal dunia dalam usia 76 tahun. Keajaiban lain hadir saat melihat aktivitas Stephen Hawking. Penyakit ALS tidak menghalanginya untuk produktif. Stephen Hawking masih sering hadir dalam sejumlah konferensi hingga premiere film.
Kemampuan Stephen Hawking bertahan hidup dengan ALS dalam waktu lama membuat dokter tercengang. Mereka masih belum mengetahui alasan pasti di balik hal tersebut. Mereka hanya menyebutnya "hal yang luar biasa".
Hal serupa turut dirasakan Stephen Hawking. Sang fisikawan hanya menyebut jika kemampuan bertahan hidup dengan ALS didukung oleh kecintaannya terhadap pekerjaan. "Ini tentu saja didukung oleh bagaimana saya memiliki pekerjaan dan dirawat dengan sangat baik. Saya bersyukur bisa bekerja dalam bidang fisika teoritis, satu dari sedikit bidang dimana kondisi cacat bukanlah keterbatasan serius," kata Stephen Hawking kepada New York Times tahun 2011.
Sumber: Tempo