SUKABUMIUPDATE.com - Hasil riset menemukan sejumlah air minum dalam kemasan yang beredar luas di pasar ternyata mengandung mikroplastik. Temuan ini didapatkan setelah State University of New York mengerjakan riset global yang didukung Orb Media Network, organisasi media nirlaba di Amerika Serikat. Tempo menjadi mitra dalam penelitian. Hari ini, hasil penelitian itu dipublikasikan serentak oleh 10 media di seluruh dunia. Selain Tempo, ada BBC dari Inggris, Deutsche Welle (Jerman), dan CBC (Kanada).
Menguji 259 botol air minum dari 11 merek yang dijual di sembilan negara dan Indonesia salah satunya. Penelitian ini mengungkap bahwa 93 persen air botolan yang menjadi contoh ternyata mengandung mikroplastik. Penelitian ini mengambil sampel air minum kemasan botol merek terkenal yang memiliki pasar luas di Indonesia. Peneliti antara lain membeli 30 botol air di Jakarta, Medan, dan Bali.
Hasil riset menunjukkan, kandungan mikroplastik berkisar 0-4.713 partikel per liter. Kebanyakan berukuran 6,5-100 mikrometer, atau hampir setara dengan ukuran sel darah merah.
Tempo, bekerja sama dengan laboratorium kimia Universitas Indonesia, juga melakukan uji mandiri atas air minum kemasan bermerek sama dengan yang digunakan dalam riset global tersebut. Selain itu, Tempo menguji dua air minum bermerek lain yang peredarannya juga luas. Tiga botol air minum ukuran 600 mililiter per merek yang dibeli dari minimarket, warung, dan pedagang asongan dijadikan sampel.
Menggunakan mikroskop digital Leica DM 500 dengan perbesaran hingga 4.000 kali, penelitian ini menemukan bahwa setiap sampel menunjukkan kandungan mikroplastik yang berbeda. Ukuran partikel rata-rata 30-50 mikrometer.
Adanya mikroplastik didalam air minum dalam kemasan dikhawatirkan akan menjadi wadah berkembangnya bakteri dan logam berat yang dapat membahayakan tubuh.
Sumber: Tempo