SUKABUMIUPDATE.com - Leukimia merupakan jenis penyakit kanker yang paling sering menyerang anak-anak di Indonesia dan banyak mengakibatkan kematian.
Kanker darah atau leukemia adalah kanker yang menyerang sel-sel darah putih. Sel darah putih merupakan sel darah yang berfungsi melindungi tubuh terhadap benda asing atau penyakit. Sel darah putih ini dihasilkan oleh sumsum tulang belakang.
Pada kondisi normal, sel-sel darah putih akan berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi yang muncul. Namun lain halnya dengan pengidap kanker darah. Sumsum tulang akan memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan secara berlebihan. Jumlahnya yang berlebihan akan mengakibatkan penumpukan dalam sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang.
Selain menumpuk, sel abnormal tersebut juga dapat menyebar ke organ lain, seperti hati, limfa, paru-paru, ginjal, bahkan hingga ke otak dan tulang belakang.
Saat ini, lebih dari 50 persen kasus kanker pada anak datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut. Karena itu para orang tua perlu mengenali gejala awal leukimia dan segera memeriksakan anaknya untuk mengonfirmasi apakah gejala tersebut kanker atau bukan. "Gejalanya antara lain pucat, anak rewel dan nafsu makan menurun," ungkap Abdul Kadir, Direktur Utama Rumah Sakit Dharmais, belum lama ini.
Gejala lainnya, lanjut dia, adalah demam tanpa sebab yang jelas serta pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening. Kemudian ada juga gejala seperti kejang sampai penurunan kesadaran, perdarahan kulit atau perdarahan spontan, nyeri tulang serta pembesaran buah zakar.
Menurut Kadir, penanganan leukimia tidak jauh berbeda dengan jenis kanker lain yang secara garis besar meliputi operasi, kemoterapi dan radioterapi.
Operasi bertujuan mengangkat tumor dan merupakan salah satu bagian terpenting dari penanganan kasus tumor padat. Sementara kemoterapi yakni penanganan dengan menggunakan obat anti-kanker untuk membunuh sel-sel kanker.
Pemberian obat anti-kanker bisa dilakukan dengan cara ditelan atau disuntikkan langsung ke dalam darah, otot, di bawah kulit, atau antara dua tulang belakang.
Sedangkan radioterapi dilakukan untuk merusak dan memusnahkan sel-sel kanker. Tindakan ini merupakan terapi lokal dengan menggunakan sinar berenergi tinggi yang diarahkan hanya ke bagian tubuh yang dihinggapi sel-sel kankernya. "Sebelum dilakukan radioterapi, biasanya dokter akan memberi tanda pada tubuh anak sebagai fokus dari sinar yang akan dipancarkan."
Sumber: Tempo