Mengenal Ensevalitis, Peradangan di Otak Akibat Infeksi Bakteri

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Ensevalitis adalah penyakit yang sering menyerang di India. Setiap tahun, wabah penyakit ini menyerang negara bagian Uttar Pradesh. Beberapa anak yang dibawa ke rumah sakit akhirnya meninggal dunia karena kekurangan oksigen.

Menurut Indian Council of Medical Research, jejak pertama ensevalitis ditemukan di Tamil Nadu pada 1955. Sejak 1972, penyakit tersebut menyebar ke daerah lain, seperti Bengal Barat, Uttar Pradesh, Assam, Bihar, Manipur, Andrha Pradesh, Goa, Pondicherry, dan Karnataka.

Lalu, apa itu ensevalitis dan kenapa bisa mematikan? Seperti dilansir India Times, ensevalitis adalah peradangan di jaringan otak yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Gejalanya adalah demam, pusing, leher kaku, muntah, lelah, kebingungan, mengantuk, berhalusinasi, koma, pingsan, mudah marah, tidak sadarkan diri, disorientasi, dan kematian.

Bila tidak ditangani dalam waktu beberapa jam, peluang kehilangan nyawa meningkat hinggal 30 persen. Ada dua jenis ensevalitis yang menyerang anak-anak di India, Sindrom Ensevalitis Akut (AES) dan Ensevalitis Jepang (JE).

AES bisa disebabkan banyak faktor, termasuk racun dari buah leci yang belum matang, virus, bakteri, dan jamur dari berbagai macam bakteri yang sulit diidentifikasi. Sementara itu, JE menyebar melalui gigitan nyamuk jenis Culeks, yang juga terkait dengan dengue, cikungunya, serta bakteri jenis streptokokus dan virus Nil Barat yang sering menyebabkan orang tak sadarkan diri.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penderita kondisi mental tertentu, dengan atau tanpa kondisi tak sadarkan diri, diagnosis pertamanya biasanya JE. Jika hasil tes CT scan atau MRI-nya negatif, tandanya ia menderita AES. Tes darah juga diperlukan untuk jenis virus yang menyerang.

Bisakah ensevalitis disembuhkan? Hampir semua jenis ensevalitis menunjukkan gejala yang sama sehingga sehingga sulit didiagnosis dan disembuhkan. Menurut laporan The New York Times, bentuk viral dari ensevalitis tak bisa disembuhkan, paling hanya didiagnosis gejalanya dan kemudian diberi obat yang sesuai.

Obat-obatan antivirus seperti acyclovir dan corticosteroid bisa mengurangi peradangan di otak dan biasanya diberikan kepada penderita ensevalitis. Pada kasus infeksi yang lebih parah, pasien bahkan harus dipasangi selang untuk membantu bernapas. Antikonvulsan dan obat bius diberikan kepada mereka yang tidak sadarkan diri.

Ensevalitis juga tak selalu bisa dicegah. Tapi kita bisa membentengi diri dengan cara divaksin, termasuk vaksin cacar dan rubella. Lindungi pula diri dari gigitan nyamuk yang menyebarkan virus, misalnya dengan menggunakan krim antinyamuk.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 23:52 WIB

Puluhan Rumah di Cidadap Sukabumi Terendam Banjir, Warga Berupaya Selamatkan Barang

Hingga kini warga masih berupaya menyelamatkan barang-barang.
Situasi banjir di Kampung Ciyocok, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu malam (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 23:37 WIB

Tiga Rumah di Simpenan Sukabumi Rusak Tertimpa Longsor, Penghuni Mengungsi

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Rumah yang tertimpa longsor di Kampung Cisaat, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 23:21 WIB

Jejak Ibu Soed di Sukabumi: Pendidikan, Musik, dan Lagu Tanah Airku yang Melegenda

Selain usaha kapal nelayan, Mohamad Niung juga membuka usaha kerajinan tangan.
Potret Ibu Soed. | Foto: aktualid.net
Sukabumi23 November 2024, 22:08 WIB

Kronologi Tabrakan Truk Molen Tol Bocimi dengan Mobil di Cibadak Sukabumi

Sopir mobil Honda CR-V menjalani perawatan di rumah sakit.
Truk molen proyek Tol Bocimi Seksi 3 yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 21:21 WIB

Truk Molen Belum Dievakuasi! Kecelakaan di Cibadak Sukabumi Bikin Macet

Kemacetan panjang terjadi di kawasan ini.
Truk molen yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 20:03 WIB

Sungai dan Gorong-gorong Meluap, Jalan Geopark Ciletuh Sukabumi Terendam Banjir

Erus menyebut ketinggian air kurang lebih 40 sampai 50 sentimeter.
Tangkapan layar jalan provinsi ruas Loji-Balewer-Puncak Darma di kawasan CPUGGp Kabupaten Sukabumi, terendam banjir pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Life23 November 2024, 20:00 WIB

7 Ciri Kamu adalah Seorang yang Fomo, Takut Ketinggalan Informasi dan Gila Medsos!

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang penting atau menarik yang sedang terjadi, biasanya di lingkungan sosial atau media.
Ilustrasi - Tanda Kamu Orang yang FOMO Tapi Mungkin Tidak Menyadarinya (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi23 November 2024, 19:49 WIB

Banjir Rendam Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua Sukabumi, Lalu Lintas Sempat Macet

Bencana banjir ini sempat menyebabkan kemacetan panjang.
Kondisi banjir di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu sore (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 19:33 WIB

Dinding Rumah Warga di Ciemas Sukabumi Jebol Dihantam TPT Ambruk

Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini.
Kondisi rumah Mulyadi yang jebol di Kampung Bakanjati RT 03/04 Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 19:14 WIB

Jembatan Sungai Cibeureum Kota Sukabumi Ambruk, Akses Baros-Sindangpalay Putus

Hujan deras menyebabkan debit air Sungai Cibeureum meningkat secara signifikan.
Tangkapan layar video jembatan di Sungai Cibeureum Kota Sukabumi roboh pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa