Mengapa Menurunkan Berat Badan Sangat Susah?

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Pusat kebugaran di seluruh negeri kemungkinan besar sesak dengan orang-orang di awal tahun baru ini. Bagaimanapun juga, hal ini terkait dengan resolusi tahun baru mereka untuk menurunkan berat badan. Kebanyakan dari mereka tidak tahu bahwa bahwa penurunan berat badan jauh lebih rumit daripada berolahraga dan tidak makan makanan penutup.

Bertahun-tahun memasuki wabah obesitas, jutaan orang Amerika telah mencoba menurunkan berat badan, dan jutaan di antaranya telah gagal melakukannya dalam jangka panjang. Ini sangat serius, hingga sekarang, hampir 40 persen orang Amerika mengalami kegemukan. Rata-rata wanita di Amerika Serikat saat ini beratnya sekitar 168 pound alias 76,2 kilogram, atau kira-kira sama dengan rata-rata pria di tahun 1960. 

Bukan berarti pinggang pria tidak melebar juga. Pria memiliki rata-rata kenaikan hampir 30 pound atau 13,6 kilogram sejak pelantikan John F. Kennedy pada tahun 1961. Sekarang, meskipun ada upaya bersama, obesitas berada pada tingkat tertinggi. Sekitar 40 persen orang dewasa Amerika Serikat dan 18,5 persen anak-anak, dianggap obesitas. Hal ini meningkat dari awalnya 30 persen pada tahun 2000 yang mengalami obesitas.

Amerika Serikat dan seluruh dunia, berada dalam cengkeraman wabah hilangnya keseriusan untuk diet. Satu studi memperkirakan ada 65 juta orang Amerika gemuk pada tahun 2030, dan meningkatkan biaya medis antara US$ 48 miliar sampai US$ 66 miliar per tahun. "Sebagai ahli Endrokologi, saya belajar tentang obesitas dan menangani orang yang mengalami obesitas setiap hari. Ini beberapa hal yang saya lihat bisa mengatasi masalah obesitas," kata Profesor Endokrinologi, Universitas Florida, Kenneth Cusi seperti dikutip Livescience.

Obesitas akan memberatkan seseorang dalam berbagai hal. Menurut Cusi, obesitas akan mengganggu kualitas hidup dan memperburuk risiko kesehatannya. Obesitas akan berpengaruh pada kondisi medis anak dan dewasa. Orang gemuk mengeluarkan biaya medis lebih banyak, hidup lebih pendek, dan melewatkan lebih banyak pekerjaan daripada rekan mereka yang lebih kurus. Orang obesitas pun cenderung menderita berbagai penyakit seperti masalah kantung empedu, osteoartritis, asam urat, masalah tidur apnea, sindrom ovarium polikistik, penyakit kardiovaskular dan spektrum kanker yang luas, seperti kanker pankreas, hati, payudara dan ginjal.

"Obesitas juga menyebabkan kondisi metabolik seperti hipertensi, diabetes tipe 2 dan penyakit hati berlemak nonalkohol, yang telah lama diabaikan sebagai konsekuensi buruk dari kebiasaan makan yang buruk. Penyakit ini jarang terjadi sampai tahun 1980," kata Cusi.

Biaya pengobatan yang terkait dengan obesitas sangat besar dan terus meningkat. Satu studi memperkirakan biaya perawatan medis tahunan untuk obesitas di Amerika Serikat pada 2008 US$ 209,7 miliar alias. Jadi sekitar 1 dari 5 dolar perawatan kesehatan dihabiskan untuk mengobati penyakit terkait obesitas.

Biaya juga tinggi untuk individu. Dibandingkan dengan individu yang memiliki berat badan normal, pasien obesitas menghabiskan 46 persen lebih banyak untuk biaya rawat inap, 27 persen lebih banyak untuk rawat jalan dan 80 persen lebih banyak untuk obat resep.

Cusi mengatakan akar obesitas ada dalam budaya Amerika terjadi dari tekanan tempat kerja hingga serangan iklan makanan, hingga tradisi liburan yang berlebihan. "Cita rasa kita saat muda bertumbuh pada makanan cepat saji dan manis-manisan, kebiasaan yang diikuti dari anak-anak sampai dewasa," katanya.

Masyarakat Amerika terstruktur seputar produktivitas dan jam kerja yang panjang. Hal ini menyebabkan kehidupan tidak seimbang, gaya hidup tidak sehat dan orang menjadi tidak bahagia. Stres dan kurang tidur dapat menyebabkan obesitas.

Bagi banyak keluarga yang berjuang di antara gaji, makanan yang paling masuk akal adalah pilihan makanan cepat saji, kemasan, dan lemak yang paling banyak menghasilkan kalori. Porsi makanan di restoran juga meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir juga.

Persentase anggaran makanan yang dihabiskan untuk makan di luar rumah meningkat menjadi 46 persen di tahun 2006, naik 20 persen sejak tahun 1970. "Godaan makanan tidak sehat menyambut kami di setiap sudut jalan, di ruang istirahat kami dan di supermarket favorit kami. Kami orang Amerika makan terlalu banyak," kata Cusi.Mengapa?

Beberapa menyalahkan ditemukannya microwave dan pertumbuhan pilihan makanan cepat saji sejak tahun 1970an. Pilihan makanan juga berubah, dengan makanan industri yang mengincar makanan yang menggemukkan anak-anak. 

Orang Amerika saat ini sudah tidak seaktif beberapa dekade lalu. Hidup orang Amerika saat ini terkait dengan layar komputer, besar dan kecil, baik dalam pekerjaan dan di rumah. Anak-anak kita sekarang dibesarkan di perangkat telepon genggam yang berfungsi sebagai teman bermain pengganti di dunia di mana "bola bermain" lebih mungkin dilakukan melalui koneksi internet daripada lapangan permainan yang sebenarnya.

Populasi anak-anak dan remaja yang kegemukan atau obesitas telah naik 10 kali lipat dalam empat dasawarsa terakhir, demikian laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu 11 Oktober 2017. Kondisi tersebut telah menjadi krisis kesehatan global yang mengancam akan bertambah parah kecuali tindakan drastis dilakukan.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) tersebut menganalisis ukuran berat dan tinggi dari hampir 130 juta orang yang berusia di atas lima tahun, termasuk 31,5 juta yang berusia lima sampai 19 tahun dan 97,4 juta yang berusia 20 tahun dan lebih, sehingga menjadikannya jumlah peserta paling banyak yang pernah terlibat dalam studi epidemiologi. WHO mencatat lebih dari 1.000 kontributor ikut dalam studi tersebut, yang meneliti indeks massa tubuh dan bagaimana kegemukan telah berubah di seluruh dunia dari 1975 sampai 2016.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi23 November 2024, 23:52 WIB

Puluhan Rumah di Cidadap Sukabumi Terendam Banjir, Warga Berupaya Selamatkan Barang

Hingga kini warga masih berupaya menyelamatkan barang-barang.
Situasi banjir di Kampung Ciyocok, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu malam (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 23:37 WIB

Tiga Rumah di Simpenan Sukabumi Rusak Tertimpa Longsor, Penghuni Mengungsi

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Rumah yang tertimpa longsor di Kampung Cisaat, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 23:21 WIB

Jejak Ibu Soed di Sukabumi: Pendidikan, Musik, dan Lagu Tanah Airku yang Melegenda

Selain usaha kapal nelayan, Mohamad Niung juga membuka usaha kerajinan tangan.
Potret Ibu Soed. | Foto: aktualid.net
Sukabumi23 November 2024, 22:08 WIB

Kronologi Tabrakan Truk Molen Tol Bocimi dengan Mobil di Cibadak Sukabumi

Sopir mobil Honda CR-V menjalani perawatan di rumah sakit.
Truk molen proyek Tol Bocimi Seksi 3 yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 21:21 WIB

Truk Molen Belum Dievakuasi! Kecelakaan di Cibadak Sukabumi Bikin Macet

Kemacetan panjang terjadi di kawasan ini.
Truk molen yang terlibat kecelakaan di depan kantor Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 20:03 WIB

Sungai dan Gorong-gorong Meluap, Jalan Geopark Ciletuh Sukabumi Terendam Banjir

Erus menyebut ketinggian air kurang lebih 40 sampai 50 sentimeter.
Tangkapan layar jalan provinsi ruas Loji-Balewer-Puncak Darma di kawasan CPUGGp Kabupaten Sukabumi, terendam banjir pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa
Life23 November 2024, 20:00 WIB

7 Ciri Kamu adalah Seorang yang Fomo, Takut Ketinggalan Informasi dan Gila Medsos!

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang merujuk pada perasaan cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang penting atau menarik yang sedang terjadi, biasanya di lingkungan sosial atau media.
Ilustrasi - Tanda Kamu Orang yang FOMO Tapi Mungkin Tidak Menyadarinya (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi23 November 2024, 19:49 WIB

Banjir Rendam Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua Sukabumi, Lalu Lintas Sempat Macet

Bencana banjir ini sempat menyebabkan kemacetan panjang.
Kondisi banjir di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu sore (23/11/2024). | Foto: P2BK Simpenan
Sukabumi23 November 2024, 19:33 WIB

Dinding Rumah Warga di Ciemas Sukabumi Jebol Dihantam TPT Ambruk

Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini.
Kondisi rumah Mulyadi yang jebol di Kampung Bakanjati RT 03/04 Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sukabumi23 November 2024, 19:14 WIB

Jembatan Sungai Cibeureum Kota Sukabumi Ambruk, Akses Baros-Sindangpalay Putus

Hujan deras menyebabkan debit air Sungai Cibeureum meningkat secara signifikan.
Tangkapan layar video jembatan di Sungai Cibeureum Kota Sukabumi roboh pada Sabtu (23/11/2024). | Foto: Istimewa