SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu jenis alat KB atau kontrasepsi yang digunakan dalam program nasional Keluarga Berencana (KB) adalah implan, atau yang dikenal dengan susuk KB. Susuk ini merupakan jenis alat kontrasepsi jangka panjang.Â
Bentuknya berupa batang kecil dari plastik yang memiliki diameter 2 milimeter. Susuk mempunyai pori-pori kecil yang setiap hari mengeluarkan hormon progestin, yang cukup digunakan untuk jangka waktu 3 sampai 5 tahun. Ada beberapa jenis implan KB yang sudah digunakan di Indonesia.
Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Julianto Witjaksono, pada 1980-an, jenis implan yang digunakan adalah implan jenis enam batang. Jenis implan ini efektif digunakan selama 5 tahun tapi sudah tidak diproduksi lagi. Implan jenis terbaru adalah implan jenis satu atau dua batang, yang efektif digunakan selama 3-5 tahun.
“Implan KB enam batang saat ini sudah tidak digunakan lagi karena banyak yang jadi susah mengangkatnya. Yang terbaru adalah implan satu atau dua batang supaya lebih diawasi,†ujar Julianto dalam Forum Ngobras, di Jakarta, Senin, 11 Desember 2017.
Semakin sedikit jumlah batang, semakin mudah memasanganya dan semakin mahal harganya. Implan dipasang pada bagian bawah kulit lengan atas. Pemasangannya hanya dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan serta bidan yang sudah mengikuti pelatihan khusus.
Saat ini, sudah ada 50 ribu bidan yang sudah terampil memasang implan. Proses pemasangannya cukup cepat, hanya sekitar 3-5 menit, dengan membutuhkan sayatan kecil untuk memasukkan implan menggunakan alat khusus (trocar). Sedangkan untuk melepasnya harus dilakukan operasi oleh dokter. Pada umumnya, implan bisa digunakan semua wanita.
“Implan direkomendasikan pada perempuan sehat semua usia. Tapi untuk yang berusia di atas 40 tahun sangat baik karena mengurangi risiko kanker payudara. Implan hanya berisi hormon progestin dan sama sekali tidak mengandung hormon estrogen, yang selama ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara,†ujar Julianto.
Di antara jenis alat kontrasepsi lain, susuk paling rendah tingkat kegagalannya dibanding pil dan suntikan. Data WHO menunjukkan, tingkat kegagalan dengan pil KB sekitar 90 per 1.000 orang dan suntik 60 per 1.000 orang. Implan memiliki angka kegagalan hanya 0,05 per 1.000 atau terkecil, bahkan dibandingkan dengan IUD, sebesar 8,5 orang dari 1.000 pengguna.
Sumber: Tempo