SUKABUMIUPDATE.com - Olahraga bagi ibu hamil cukup 15 menit atau maksimal 30 menit. Tujuan olahraga adalah menambah pasokan oksigen bagi ibu dan bayi, juga untuk menguatkan otot-otot menjelang bersalin dan melancarkan peredaran darah agar asupan gizi buat si kecil tidak terhambat. Olahraga secara berlebihan justru membahayakan janin.Â
“Ibu berpotensi lebih sering mengalami kontraksi. Sebenarnya, kontraksi di setiap trimester itu ada saja. Kalau menegang sedikit, namanya kontraksi Braxton Hicks. Itu wajar. Kalau kontraksi disertai rasa mulas dan perih, harus segera menemui dokter,†jelas Dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS.
Berkaca kepada pengalaman Zaskia Adya Mecca yang mengalami kontraksi karena banyak pikiran, Boyke memberi kiat bersahabat dengan kontraksi. Saat kontraksi terjadi, ibu hamil harus segera merebahkan tubuh dengan posisi kedua kaki lebih tinggi daripada kepala. Tujuannya, agar aliran darah ke bayi tetap terjaga.
“Jadi tolong ibu-ibu, selama hamil jangan terlalu banyak pikiran. Stres bisa memicu hipersaliva dan kontraksi dini. Kalau stres terbawa sampai persalinan, Anda berisiko mengalami sindrom baby blues. Untuk suami, pahami kondisi istri mengingat setiap kehamilan punya cerita sendiri,†papar Dr. Boyke.
Terkait hipersaliva, Dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS menjelaskan, “Setelah asam lambung melintasi kerongkongan dan keluar dari mulut Anda, kerongkongan menjadi sangat kering. Sistem tubuh lantas memproduksi lendir lebih banyak untuk mengatasi kekeringan di kerongkongan. Itu sebabnya, ibu hamil kerap meludah dan tak jarang air liur yang terbuang bercampur sisa-sisa darah.â€Â ujarnya.
Yang mesti dicamkan ibu, saat hamil ada dua kehidupan di tubuhnya. Boleh saja beraktivitas fisik namun frekuensi dan intensitasnya mesti diperhatikan.
Sumber: Tempo