SUKABUMIUPDATE.com - Rekaman medis yang memuat tentang informasi kesehatan seseorang merupakan dokumen medis dan legal. Secara hukum, seseorang memiliki hak atas rekaman medisnya termasuk catatan dokter, dan dapat mengoreksinya bila ada kesalahan.
Akan tetapi, dikutip dari webmd.com, rekaman medis sulit diperoleh. Bahkan, informasi medis elektronik mungkin saja tidak akurat atau tidak lengkap. Salah satu pendiri proyek OpenNotes, Tom Delbanco dari Sekolah Medis Harvard mendesak dokter untuk membagikan catatan medisnya kepada pasien. Pembagian catatan itu dapat dilakukan melalui portal online sebagai salah satu strategi medis dan membangun kepercayaan antara pasien dengan dokter. Hal ini juga untuk memudahkan pasien membaca rekaman medisnya. “Kami melihat OpenNotes sebagai obat baru,†kata Delbanco.Â
OpenNotes adalah sebuah gerakan kesehatan agar pelayanan medis lebih terbuka dan transparan. Caranya dengan mendorong dokter merilis catatan medis dan memberikannya kepada pasien. Dikutip dari laman resmi OpenNotes, opennotes.org, pasien dapat menanyakan salinan catatan medis kepada dokter. Dokter pun diharapkan segera membagikan catatan medis kepada pasien terkait melalui portal online yang aman. “Dokter juga dapat mengirimkan salinan rekaman medis kepada pasien setelah kunjungan,†seperti tertulis dalam opennotes.org.
Menurut Delbanco, berjalannya OpenNotes membantu masyarakat memperoleh obat yang lebih baik, terdidik seputar kesehatannya, dan membantu mempersiapkan diri untuk kunjungan kesehatan berikutnya.Â
Sebuah studi menemukan, pasien yang membaca rekaman medisnya akan mengikuti perilaku hidup sehat dengan lebih baik. Meski begitu, beberapa orang mungkin merasa khawatir setelah mengetahui seperti apa kondisi kesehatannya.
Dalam laman finance-commerce.com tertuliskan, tak semua dokter merasa bahagia dengan sistem rekaman medis elektronik yang kerap wajib memasukkan data dokter. Ada juga dokter yang mengeluh lantaran lebih banyak berinteraksi dengan pasien lewat layar ketimbang tatap muka. Hal ini dianggap mengurangi perawatan pasien dan produktivitas dokter.
Sumber: Tempo