SUKABUMIUPDATE.com - Banyak perempuan yang melakukan perawatan kecantikan untuk menyamarkan tanda-tanda penuaan. Salah satu perawatan yang dilakukan adalah menggunakan teknologi laser, sinar yang menargetkan pada lapisan sel-sel kulit yang bermasalah.
Praktisi kecantikan, penuaan dan seksolog dokter Haekal Yassier Anshari mengatakan jenis laser untuk kecantikan terdiri dari dua jenis, yakni Q Switch ND Yag dan CO2 Fractional. "Yang pertama berfungsi untuk meremajakan kulit, mengatasi hiperpigmentasi, melasma, tanda lahir, dan tato," ujarnya ditemui di klinik miliknya DH Aesthetic dan Anti Aging Clinic di kawasan Jakarta Selatan.
Sebelum tindakan laset, dokter akan memberikan anestesi topikal di seluruh wajah selama 40 menit untuk meringankan gejala nyeri selama penggunaan laser. Hasil dari laser ini langsung terlihat setelah satu jam dan masa pemulihannya juga lebih cepat. Perawatan dengan laser ini dapat dilakukan 3-4 minggu sekali.
Sedangkan CO2 Fractional berfungsi mengembalikan tekstur kulit. "Tindakan ini lebih invasif dan sinarnya lebih dalam ke lapisan kulit," ujarnya. Laser CO2 Fractional biasanya digunakan untuk mengatasi luka atau bopeng bekas jerawat, kerutan halus di wajah, serta mengecilkan pori-pori.
Berbeda dengan jenis Q Switch ND Yag, hasil dari laser CO2 Fractional dirasakan lebih lama sekitar 5 hari, begitu juga masa pemulihannya. Setelah perawatan akan muncul bentuk kotak-kotak, hitam, atau merah di wajah. Setelah menjalani kedua perawatan laser tersebut, pada malam harinya harus menggunakan krim untuk menenangkan kulit, meredakan kemerahan, dan mempercepat penyembuhan. Sedangkan pagi hari wajib memakai tabir surya.
Sebelum melakukan perawatan laser sebaiknya tidak menggunakan krim malam selama tiga hari. Sebab, menurut dokter Haekal, ada beberapa krim malam yang membuat kulit mejadi lebih sensitif terhadap sinar laser.
Hasil akhir perawatan laser ini juga tergantung pada kebiasaan pasien dalam merawat kulit. Misalnya rajin menggunakan soothing cream dan tabir surya karena setelah perawatan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari. Tak lupa juga menjaga pola makan yang sehat untuk kesehatan kult.
Sumber: Tempo