SUKABUMIUPDATE.com - Media sosial sudah menjadi salah satu "menu wajib" bagi anak muda. Hampir setiap menit, seseorang akan sering melirik, mengomentari, dan bahkan mengunggah foto di media sosial itu. Hati-hati, ternyata penelitian menyatakan Instagram buruk bagi kesehatan mental.
Hal itu disimpulkan dari studi yang dilakukan Royal Society of Public Health (RSPH), sebuah lembaga independen untuk kesehatan masyarakat di Britania Raya. Survei itu melibatkan 1479 remaja dan orang dewasa muda (berusia 14-24 tahun) selama Februari hingga Mei 2017.
Hasilnya, Instagram disebut sebagai media sosial yang paling banyak diasosiasikan dengan tingkat kecemasan, depresi, perundungan, dan fobia FOMO (Fear of Missing Out). FOMO adalah orang-orang yang takut ketinggalan berita terbaru. Istilah kerennya "takut nggak update". FOMO dianggap salah satu penyakit para penggila jejaring sosial.
FOMO menyebabkan seseorang selalu gelisah karena takut ketinggalan informasi terbaru di medsos. Penderita FOMO takut ketinggalan tren, merasa dikucilkan, gelisah bila tidak terhubung dan mengikuti tren di jagat maya.
Dari lima medsos paling populer di dunia, YouTube menempati posisi pertama sebagai medsos paling sehat. YouTube juga satu-satunya medsos yang mendapat respon positif dari semua responden. Sedangkan Twitter menempati peringkat kedua, diikuti Facebook dan Snapchat. Sementara Instagram, berada di urutan terbawah.
Kepala Eksekutif RSPH, Shirley Cramer CBE mengatakan, media sosial lebih membuat kecanduan ketimbang rokok dan alkohol yang merasuki kehidupan anak muda. “Sulit mengabaikan media sosial ketika bicara masalah kesehatan mental anak muda,†katanya.
Shirley mengatakan para pemuda (yang mengikuti survei) memberi tahu timnya bahwa media sosial telah memberikan efek positif dan negatif bagi kesehatan mental mereka. Menarik, melihat Instagram dan Snapchat menempati posisi terburuk untuk kesehatan mental. Mengingat, kedua platform tersebut sangat fokus pada gambar. “Ternyata kedua aplikasi itu sangat memengaruhi kecemasan dan ketidakpuasan dalam diri anak muda," lanjut Shirley.
Semua jenis medsos, terutama Instagram, diasosiasikan dengan meningkatnya kadar gangguan kesehatan mental. Para responden menyebut media sosial membantu mereka dalam menemukan identitas diri, membantu berekspresi, membangun komunitas, dan dukungan emosional. Di sisi lain, medsos membawa pengaruh negatif, seperti merusak kualitas tidur, memicu perundungan, pencitraan tubuh, dan fobia FOMO.
Sumber: Tempo