SUKABUMIUPDATE.com - Wanita hamil yang mengkonsumsi pisang berpeluang lebih tinggi untuk mempunyai anak laki-laki. Sebuah penelitian yang dilansir dari laman Guardian mengemukakan bahwa peneliti dari Universitas Oxford dan Exeter di Inggris mempelajari pola makan 740 wanita selama kehamilan pertama dan mendapati bahwa mereka yang mengkonsumsi makanan dengan kadar potasium tinggi, seperti pisang, cenderung memiliki anak laki-laki.Â
Hal yang sama juga terjadi pada wanita yang memiliki asupan kalori dan sodium lebih tinggi. Kadar kalsium tinggi dikaitkan dengan kelahiran anak laki-laki.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa konsumsi pisang dengan asupan potasium yang tinggi terkait dengan memiliki anak laki-laki, seperti juga asupan sodium yang tinggi," ujar ketua penelitian Fiona Mathews, spesialis biologi mamalia di Universitas Exeter.Â
"Tapi kebiasaan minum susu untuk memiliki anak perempuan sepertinya tidak akurat. Lebih banyak kalsium justru cenderung memiliki anak laki-laki," tambahnya.Â
Mathews mengatakan penelitian tersebut menunjuk pada teknik sederhana untuk mempengaruhi kemungkinan kelahiran laki-laki, yakni mengkonsumsi semangkuk sereal untuk sarapan pagi.Â
"Jika Anda menginginkan anak laki-laki, konsumsi makanan sehat dengan asupan kalori yang tinggi. Wanita yang makan sereal setiap hari, 59 persen memiliki anak laki-laki, dan hanya 43 persen yang melahirkan anak laki-laki karena mengkonsumsi kurang dari satu mangkuk per minggu, " kata Mathews.Â
Studi yang dilakukan Prosiding Royal Society B menunjukkan wanita cenderung melahirkan anak laki-laki jika menyantap makanan berkalori tinggi menjelang hamil. Penemuan tersebut adalah bukti nyata pertama bahwa kebiasaan makan seorang ibu sekitar waktu pembuahan dapat mempengaruhi jenis kelamin bayinya.Â
Profesor Stuart West dari Universitas Edinburgh di Skotlandia mengatakan bahwa wanita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan pola makan untuk mempengaruhi jenis kelamin anak-anak mereka. Dia menyebutkan bahwa penelitian serupa pada hewan menunjukkan variasi yang sangat besar efeknya dan memperingatkan bahwa perubahan pola makan dapat mempengaruhi kesehatan lain bagi ibu dan anak.Â
Sumber: Tempo