SUKABUMIUPDATE.com - Hari raya Idul Adha menjadi momen penting untuk saling peduli dan menjunjung kebersamaan. Di hari itu pula dimaknai sebagai ungkapan simpati kepada sesama manusia terutama bagi yang tidak mampu. Hal itu diwujudkan melalui pembagian daging kurban, seperti sapi dan kambing untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat secara merata. Pada saat itu pula masyarakat berkesempatan mengonsumsi daging lebih banyak dari hari biasanya
Berdasarkan keterangan Subdit Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, daging kambing dan sapi (per 100 gram) mengandung 0,0 gram karbohidrat, 18,0 gram lemak, 24,9 gram protein, dan 268,9 kalori.
Protein dalam daging berfungsi membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, memproduksi hormon, enzim dan zat kimia lain dalam tubuh. Zat ini pun bertugas membentuk otot, tulang, kulit, dan darah, serta sumber tenaga. Lemak berfungsi membantu penyerapan vitamin yang larut lemak (A, D, E, dan K) dan mineral serta menjadi sumber energi dan menunjang fungsi otak.
Walau begitu, kelebihan mengonsumsi daging kambing dan sapi akan berefek langsung, seperti merasa pusing dan mual. Beberapa penyakit degeneratif seperti darah tinggi, kolesterol, dan asam urat serta kegemukan pun bisa terjadi bila memakan daging secara berlebihan.
Ahli Nutrisi, Tan Sot Yen mengatakan daging kambing dan sapi mengandung lemak jenuh yang tidak baik jika dikonsumsi secara berlebih. “Tidak makan daging pun stok lemak tubuh sudah banyak. Protein secukupnya, jika berlebih, ginjal bekerja keras,†katanya dalam keterangan pers Kamis 31 Agustus 2017.
Tan pun menyarankan untuk tidak mengonsumsi lemak gajih hewan. Lemak yang memiliki kalori paling tinggi tidak hanya menyebabkan gemuk, tapi juga memperlambat fungsi cerna. Untuk mencegah hal itu, masyarakat diharapkan dapat mengontrol porsi makan daging di hari kurban. “Konsumsi sumber protein hewani sebaiknya beraneka ragam, tidak hanya bersumber dari daging tetapi dapat bersumber dari ikan, ayam, dan telur,†kata Tan
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tahun 2013, kebutuhan protein dewasa rata-rata 65 gram perorang perhari. Daging dapat dikonsumsi 2-3 kali dalam seminggu.
Menurut Tan, cara memasak daging pun perlu diperhatikan. Sebaiknya daging dimasak secara matang sempurna. Daging yang digoreng akan menambah kadar lemak dari minyak goreng sedangkan dibakar akan berisiko menambah zat karsinogenik penyebab kanker. “Sebaiknya daging dimasak dengan cara direbus dan dikonsumsi bersama dengan sayur dan buah agar seimbang,†katanya.
Tan menambahkan, sebaiknya daging yang diterima dibagi ke beberapa kantung plastik kecil setelah dicuci bersih. Lalu dimasukan ke freezer. Tidak harus semua dimasak sekaligus.
Jika dimasak dengan santan, ia mengingatkan sebaiknya sekali masak sekali dimakan habis. “Jangan dihangatkan apalagi dimasak kembali. Santan nya sudah tidak sehat,†kata Tan.
Menyantap daging kurban pun diharapkan disertai sayur, lalapan dan buah. Jika pakai nasi merah atau beras coklat tumbuk, itu jauh lebih sehat. Pilih karbohidrat tinggi serat, berwarna warni spt umbi umbian. “Jangan lupa pula makan ikan. Apa yang ada di ikan, tidak ada dalam daging merah,†katanya.
Â
Sumber: Tempo