SUKABUMIUPDATE.com - Sering berbohong bisa mengganggu kesehatan, ini kata sebuah penilitian di Amerika Serikat. Begini proses tubuh saat kita berbohong.
Pada 1 menit pertama setelah berbohong, sistem saraf kita akan mengalami tekanan karena naiknya hormon kortisol. Hormon ini bisa meningkatkan rasio gula darah. Naiknya gula darah juga akan menaikkan adrenalin.
Semakin besar dan sulit kebohongan yang kita lakukan, maka adrenalin yang dihasilkan tubuh juga akan semakin banyak. Produksi adrenalin yang tinggi akan mempengaruhi kerja jantung.
Efeknya, jantung akan berdebar, keringat mengucur deras, dan otak langsung kirim sinyal balik untuk melakukan pertahanan. Salah satu bentuk pertahanan yang harus dilakukan saat kita berbohong, apalagi kalau bukan bersiap-siap ngeles atau memberikan alasan jika ada yang mempertanyakan kebohongan kita.
Efek selanjutnya, 5 menit kemudian otak kita akan terus berpikir untuk mempertahankan kebohongan yang kita lontarkan. Setelah 10 menit, otak kita udah dikuasai oleh kebohongan tadi, dilanjutkan dengan hormon yang berhubungan dengan stres dan kekhawatiran akan muncul pada 30 menit selanjutnya.
Di tahap ini, kita juga akan merasa takut kalau kebohongan kita terungkap. Selama 24 jam kemudian, mungkin kita akan lupa soal kebohongan yang telah kita lakukan. Namun, Â dalam otak kita akan menempel perasaan negatif tentang ketidakjujuran tersebut.
Setelah 72 jam, kalau masih kepikiran soal kebohongan yang telah kita katakan, tubuh akan kembali mengeluarkan hormon cortisol, menyebabkan stres dan akan membebani pikiran kita. Selain itu, hormon tersebut juga akan mengakibatkan kesulitan berpikir.
Bisa jadi, sistem kekebalan tubuh kita juga terganggu karena rasa cemas yang berlebih. Tubuh yang lemah akan membuat kita mudah sakit. Jadi, pikir berkali-kali sebelum berbohong.
Â
Sumber: Tempo