SUKABUMIUPDATE.com - Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia, dan bertanggungjawab atas 8,8 juta kematian pada 2015. Secara global, hampir 1 dari 6 kematian disebabkan oleh kanker.
Kanker paru merupakan kontributor yang signifikan sebagai kanker utama penyebab kematian baik bagi laki-laki maupun perempuan di seluruh dunia. Berdasarkan Globocan 2012, kanker paru merupakan kanker yang paling umum secara insiden, dan paling banyak menyebabkan kematian pada laki-laki maupun perempuan di Indonesia.
MSD Indonesia, sebagai pemimpin di bidang riset dan pengembangan onkologi meluncurkan obat imunoterapi untuk pasien kanker paru stadium lanjut di Indonesia. Obat imunoterapi anti-PD1 itu adalah Pembrolizumab, yang sudah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk pengobatan kanker paru stadium lanjut atau metastatik, setelah gagal dengan pengobatan lini pertama.
Dokter spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan, Sita Laksmi Andriani, mengatakan Pembrolizumab memiliki potensi untuk menjadi bagian dalam keutuhan pengobatan kanker. Sebab, imunoterapi telah menjadi bagian penting dalam pengobatan kanker.
"Imunoterapi mungkin memiliki potensi yang lebih besar ketimbang pendekatan pengobatan yang ada sekarang, untuk melawan kanker," kata Sita di Jakarta, Jumat, 16 Juni 2017.
Menurut Sita, respon yang ditawarkan dari imunologi pun lebih bertahan lama dan efek sampingnya lebih sedikit. "Imuno-onkologi menyimpan potensi besar untuk meningkatkan kesintasan jangka panjang dan memperbaiki kualitas hidup pasien kanker," ujarnya.
Imunoterapi yang disebut immune checkpoint inhibitors adalah sebentuk pengobatan kanker yang mencegah interaksi antara sel T milik sistem imun dan tumor. Saat tumor dan sel T berinteraksi, sebuah protein di tumor yang disebut Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1) melumpuhkan sel T sehingga sel-sel imun ini tidak dapat mengenali dan membunuh sel-sel kanker.Â
Melalui imunoterapi, interaksi ini bisa diblok (dihambat) sehingga sel T bisa mendeteksi dan membasmi sel-sel kanker.
President Director of MSD Indonesia, Ashish Pal mengatakan MSD telah mendedikasikan sumber daya untuk mengembangkan obat-obatan onkologi yang inovatif. "Pemproblizumab mendorong usaha riset kami untuk memahami peranan sistem imun dan jalur PD-L1 dalam pengobatan kanker," kata Ashish.
Selama ini, menurut Ashish, harapan hidup pasien kanker paru sangat rendah, karena umumnya ditemukan pada stadium lanjut dan respon kanker terhadap obat-obatan kemoterapi kurang baik. "Dengan imunoterapi Pembrolizumab yang akhirnya tersedia di Indonesia, pasien yang didiagnosis kanker paru stadium lanjut atau metastatik kini memiliki harapan baru untuk hidup lebih lama," ujarnya.
Â
Sumber: Tempo