SUKABUMIUPDATE.com - Seperti sudah menjadi tradisi, setiap Lebaran meja makan penuh dengan aneka hidangan yang menggugah selera. Opor ayam, rendang, semur daging, sayur pepaya atau labu siam dengan kuah santan, gulai kambing adalah menu yang biasa menjadi teman makan ketupat.
Kita pun dengan nikmat menyantap aneka makanan tersebut. Namun setelah itu, timbullah kekhawatiran akan kolesterol tinggi atau asam urat kambuh. Sebagai contoh, dalam 100 gram daging kambing terdapat 73 miligram kolesterol sedangkan sapi mencapai 136 miligram. Belum lagi tambahan kolesterol dari minyak dan santan.
Lantas, bagaimana kadar kolesterol yang masuk ke dalam tubuh tidak berlebihan di Hari Lebaran sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi mereka yang sudah memasuki usia paruh baya?
Menurut dr. Rochimiah MARS, sebenarnya yang lebih penting adalah membatasi diri dari menyantap makanan berlemak sehingga kadar kolesterol tetap terjaga. Apalagi buat mereka yang sudah memiliki riwayat kolesterol tinggi.
“Sebelumnya harus dipastikan dulu dengan pemeriksaan profil lemak, termasuk di dalamnya kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida,†jelas dokter yang berpraktik di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, itu. “Kemudian, konsultasikan ke dokter sehingga dokter bisa memberikan saran. Bila hasil pemeriksaan semua serba tinggi, maka dokter akan memberikan obat untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darahnya. Selain itu, ia juga akan memberi masukan untuk dietnya.â€
Dokter yang akrab dipanggil Mia itu menjelaskan obat akan diberikan jika memang kadar kolesterol orang tersebut tinggi dan pasien sulit untuk mengubah gaya hidup. “Karena sebetulnya untuk mencegah kolesterol yang tinggi atau dislipidemia adalah dengan mengubah gaya hidup kita menjadi lebih sehat,†tegasnya.
Jadi, kita jangan selalu menyalahkan makanan bila kolesterol tinggi, apalagi menjadikan hidangan hari raya sebagai kambing hitam. Sebab, sejatinya kolesterol bisa dikontrol.
Sumber: Tempo