SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya gizi mulai dari dalam kandungan, usia balita, hingga anak-anak kepada masyarakat Banyumas, Jawa Tengah.
"Kenapa gizi sangat penting mulai dari kandungan, balita, sekolah karena menyangkut kesehatan anak-anak, biar sehat, akan pintar kalau gizi cukup," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Alun-Alun Lama Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyerahkan bantuan sosial nontunai Program Keluarga Harapan (PKH) dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada masyarakat Banyumas. Presiden Jokowi menekankan pentingnya pemenuhan gizi kepada ibu hamil, balita, dan anak sehingga selain diberikan biskuit juga harus ada variasi menu lauk-pauk mulai dari ikan, daging, ayam, dan sayuran.
"Ini penting karena 10 tahun yang akan datang persaingan ketat sekali, anak-anak harus pintar. Persaingan antarnegara ketat sekali. Anak harus gizi baik, sehat sehingga anak kita pintar. Saya titip itu," katanya. Presiden kemudian melempar kuis kepada masyarakat yang hadir dengan pertanyaan nama-nama ikan.
Seorang warga bernama Nuryati maju ke depan dan menjawab lima nama-nama ikan dan kemudian mendapat hadiah sepeda dari Presiden. Sedangkan siswa SD kelas 3 bernama Sauki pun mendapatkan hadiah sepeda dari Presiden setelah melafalkan lima sila Pancasila dengan lancar.
Tak kalah menarik ketika Presiden Jokowi menanyakan adakah warga yang bisa pencak silat maka seorang warga bernama Sulianingrum asal Banyumas pun maju ke depan. Ia mempraktikkan beberapa jurus di hadapan Presiden lalu mendapatkan hadiah sepeda.
"Ini jurus apa namanya?" Tanya Presiden.
"Jurus pukulan," jawab Sulianingrum.
"Iya pukulan namanya apa? Harimau buka jalan?" Tanya Presiden.
"Jurusnya harimau betina," jawabnya yang mengundang gelak tawa hadirin.
Presiden kemudian kembali menekankan pentingnya gizi anak agar SDM Indonesia ke depan semakin sehat, pintar, dan berdaya saing tinggi. Pada kesempatan itu Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Kesehatan Nila Moelek, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sumber: Tempo