SUKABUMIUPDATE.com - Nyeri saat menstruasi adalah salah satu masalah reproduksi yang sering dialami perempuan. Data BMJ Best Practice 2017, yang diterbitkan sebuah lembaga survei dan kajian tentang kesehatan, menyebutkan lebih dari 50 persen perempuan di dunia mengalami gangguan menstruasi setidaknya satu kali dalam masa reproduksinya.
Berdasarkan keluhannya, kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi Muhammad Dwi Priangga, ada tiga macam gangguan menstruasi. Pertama adalah gangguan fisik yang terjadi pada 80 persen perempuan, nyeri haid yang berlebihan atau dismenorea (50 persen), dan gangguan siklus (20-40 persen). "Umumnya, perempuan mengalami lebih dari satu macam gangguan menstruasi," kata Angga dalam seminar mengenai kesehatan reproduksi di Jakarta.
Menurut Angga, gangguan menstruasi dapat disebabkan tumbuhnya jaringan abnormal dalam rahim, seperti pertumbuhan miom atau kista pada indung telur. "Manifestasinya adalah nyeri ataupun gangguan siklus haid," kata dia.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini mengatakan, secara normal, frekuensi menstruasi berlangsung 21-35 hari. Keteraturan siklusnya adalah 2-20 hari, dengan durasi perdarahan 4-8 hari. Adapun volume kehilangan darah per bulan sekitar 5-80 mililiter.
Keluhan siklus haid tidak normal atau unovulasi adalah suatu kondisi ketika pada bulan tertentu perempuan tidak mengalami ovulasi. Ada dua jenis unovulasi, yaitu polimenorea (siklus haid kurang dari 21 hari) dan amenorea (tidak mendapat haid selama minimal tiga bulan berturut-turut).
Gangguan haid lainnya adalah menoragia, yakni berupa waktu menstruasi yang lebih dari delapan hari. Kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya kekurangan hemoglobin sehingga butuh transfusi darah. Gejala lainnya ialah perdarahan irregular yang ditandai timbulnya bercak darah lagi di antara haid.
Efek dari semua gangguan tersebut adalah nyeri haid berlebihan, yang bisa menurunkan kualitas hidup perempuan. "Misalkan, tidak bisa masuk sekolah atau tidak bisa bekerja ketika menstruasi," ujar Angga. Padahal, ucap dia, menstruasi yang normal tidak menimbulkan keluhan berat.
Angga menyebutkan ada dua jenis nyeri haid hebat. Jenis yang pertama adalah dismenorea primer, yakni nyeri yang muncul dari awal menstruasi dan mereda pada hari-hari berikutnya. "Untuk mencegahnya, minumlah obat pereda nyeri atau air perasan kunyit satu atau dua hari sebelum haid."
Sedangkan dismenorea sekunder adalah nyeri yang muncul selama masa haid dan tidak berkurang intensitasnya. Biasanya, nyeri yang menetap ini dipicu endometriosis alias pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim, indung telur, atau luar rahim.
Sumber: Tempo