Ketimbang Kopi, Minuman Berenergi Lebih Berbahaya?

Senin 01 Mei 2017, 11:53 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Mengonsumsi minuman berenergi yang terbukti kaya akan gula dan kafein ternyata lebih berbahaya dibandingkan dengan mengonsumsi kopi yang jelas mengandung kafein.

Para peneliti berhasil mengungkapkan bahaya mengonsumsi empat kaleng minuman berenergi dalam sehari dapat menyebabkan perubahan tekanan darah sekaligus perubahan detak jantung. Efeknya bahkan dapat dirasakan selama dua jam setelah mengonsumsi.

Mengonsumsi 32 ons minuman berenergi merek ternama terbukti mampu mengubah ritme detak jantung dan tekanan darah.

Tahukah Anda bahwa satu kaleng minuman berenergi mengandung sedikitnya 108 gram gula yang setara dengan 27 sendok teh serta 320 gram kafein?

320 gram merupakan batas maksimal tubuh seseorang mampu menerima asupan kafein. Nyatanya, di dalam satu kaleng atau botol minuman berenergi juga ditemukan zat-zat buatan lainnya seperti taurine, ginseng dan carnitine.

Seorang peneliti bernama Dr Emily Fletcher dari Rumah Sakit Angkatan Udara Amerika Serikat di Travis, California mengatakan, “Kami mempelajari efek samping minuman berenergi dalam beberapa waktu. Hasil penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa 75 persen anggota militer yang mengonsumsi minuman berenergi memiliki risiko terkena penyakit jantung dan hati.”

Melalui jurnal Asosiasi Jantung Amerika, Tim yang dipimpin oleh Fletcher berhasil mempublikasikan daftar 500 minuman berenergi yang beredar dipasaran dengan kandungan gula dan kafein tinggi.

Untuk memperkuat penelitian yang dilakukan olehnya, Fletcher mengajak 18 orang pastisipan yang dipilih secara acak dan dibagi ke dalam dua kelompok berbeda. Kelompok pertama mengonsumsi minuman berenergi sebanyak 946 ml dan kelompok kedua diberi minuman bersoda yang mengandung 320 gram kafein, 40 ml jus lemon serta 140 ml sirup ceri.

Detak jantung masing-masing kelompok dipantau melalui electrocardiogram dan tekanan daranya dipantau sejak satu jam setelah mengonsumsi, dua jam, empat jam, enam jam dan 24 jam setelah mengonsumsi minuman berenergi dan minuman bersoda.

Saat membandingkan detak jantung masing-masing kelompok berdasarkan efek samping kafein, detak jantung partisipan pada kelompok pertama yang mengonsumsi sebanyak 946 ml minuman berenergi memiliki jeda selama 10 milliseconds antar detaknya.

“Detak jantungnya terhenti di akhir dan mulai bekerja lagi pada detakan selanjutnya.” jelas Fletcher. Fletcher menambahkan, “Dihitung dalam millisecond pun, kafein dalam minuman berenergi ternyata menyebabkan seseorang terserang arrhythmia tanda dari gangguan detak jantung. Jantung berdetak lebih cepat dari detak jantung normal.”

Bukan hanya minuman berenergi saja yang dapat menyebabkan arrhythmia, beberapa obat juga dapat menyebabkan arrhythmia selama 6 milliseconds, namun arrhythmia yang disebabkan oleh kafein, gula dan zat lainnya dalam minuman berenergi mencapai 10 milliseconds.

“Mereka yang gemar mengonsumsi minuman berenergi memang seperti tidak mengalami apa-apa bahkan sampai enam jam setelah mengonsumsi.” jelas Fletcher. Lebih jauh lagi, Fletcher menambahkan, “Penelitian ini sekaligus mengobservasi, apakah zat lain yang terkandung di dalam minuman berenergi tersebut ikut memengaruhi meningkatkan tekanan darah atau tidak. Penelitian dalam skala kecil ini masih butuh didalami. Penelitian dengan jumlah partisipan lebih banyak memang dibutuhkan untuk menegaskan hasil dari penelitian saat ini.”

Di sisi lain, pimpinan Asosiasi Minuman Ringan di Inggris, Gavin Partington mengatakan, “Kafein yang terkandung di dalam minuman berenergi tidak ada bedanya dengan kafein yang terkandung di dalam kopi, penelitian tersebut rasanya terlalu mengada-ada.”

Otoritas Keamanan Makanan Eropa baru-baru ini mengonfirmasikan bahwa zat-zat yang terkandung dalam minuman berenergi seperti kafein tidak terbukti menyebabkan penyakit, bahan jumlahnya pun sama dengan kafein yang terkandung dalam teh, kopi serta cokelat. Bahkan kedai kopi terkenal yang banyak dijumpai di berbagai sudut kota membuat kopi dengan kandungan kafein cukup tinggi seperti kebanyakan minuman berenergi.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Science25 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 25 November 2024, Awal Pekan Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir saat siang hari pada 25 November 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir pada 25 November 2024. | (Sumber : Foto: Freepik.com)
Sukabumi24 November 2024, 23:11 WIB

Mobil Jazz Merah Ngebut, Penyebab Kecelakaan Beruntun Maut di Sukaraja Sukabumi

Peristiwa kecelakaan beruntun maut di Sukabumi yang melibatkan empat mobil dan satu motor itu mengakibatkan satu orang tewas dan 6 orang lainnya terluka.
Mobil Honda Jazz merah penyebab kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi saat dievakuasi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 22:51 WIB

Kecelakaan Beruntun di Sukaraja Sukabumi Libatkan 5 Kendaraan, 1 Korban Meninggal

Berikut kronologi kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi yang libatkan 5 kendaraan.
Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan di Sukaraja Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava
Mobil24 November 2024, 19:26 WIB

Sejarah dan Kisah Angkutan Umum di Pajampangan Sukabumi

Keberadaan angkutan umum di wilayah Sukabumi Selatan tersebut sudah ada sekitar tahun 1921, dengan jurusan Soekaboemi-Soerade.
Angkutan umum pertama Surade-Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 19:05 WIB

Diduga Depresi, Lansia Asal Cidahu Sukabumi Tewas Tergantung di Rumah Kosong

Berikut kronologi dari keluarga terkait tewasnya lansia asal Cidahu Sukabumi yang ditemukan tergantung di dalam rumah kosong.
TKP pria lansia ditemukan tewas tergantung di Cidahu Sukabumi. (Sumber : Istimewa)